Penelitian FKUI: HIV Berisiko Menetap Pada Homoseksual dan Transgender

Selasa, 01 Desember 2020 | 15:31 WIB
Penelitian FKUI: HIV Berisiko Menetap Pada Homoseksual dan Transgender
Ilustrasi HIV/AIDS (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Infeksi HIV termasuk penyakit menular dan berisiko menyebabkan kematian. Namun studi terbaru membuktikan bahwa laki-laki yang homoseksual dan perempuan transgender berisiko tinggi mengalami infeksi HIV menetap.

Temuan itu berdasarkan penelitian yang dilakukan dr. Evi Yunihastuti dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) bersama-sama dengan peneliti Indonesia lainnya dan peneliti dari Malaysia dan Thailand.

"Kelompok men who have sex with men (MSM) dan transgender woman (TGW) dengan HIV mempunyai resiko yang tinggi untuk terjadinya infeksi human papilloma virus (HPV) yang menetap. Kita mengetahui bahwa HPV risiko tinggi yang menetap merupakan risiko untuk terjadinya kanker anus," jelas Dekan FKUI prof. dr. Ari Fahrial Syam Sp. PD., dikutip dari situs fk.ui.ac.id, Selasa (1/12/2020).

Dalam penelitian yang dipublikasi pada Journal AIDS bulan November 2020 itu juga diterangkan bahwa HIV akan menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Sehingga pasien mengalami berbagai infeksi oportunistik yang bisa menyebabkan kematian.

Baca Juga: Hari AIDS Sedunia, Berapa Banyak Jumlah ODHA di Indonesia?

Data di Indonesia dilaporkan bahwa pasien HIV-AIDS mencapai hampir 650 ribu orang, paling banyak terdapat di Jawa Timur dan DKI Jakarta.

Sesuai dengan tema Harti Aids Sedunia tahun ini yang ditetapkan WHO, yaitu Perkuat Solidaritas Tingkatkan Kolaborasi, Prof. Ari mengigatkan agar masyarakat peduli untuk lakukan pemeriksaan jika merasa berisiko tertular HIV.

Berdasarkan temuannya di ruang praktek, Prof. Ari mengaku, sebagian besar pasien tidak menyangka telah terkena HIV-AIDS.

"Sebagian kecil sudah merasakan kemungkinan menderita HIV-AIDS karena perilaku seks bebas yang dilakukan. Ada seorang anak muda yang mendapat HIV-AIDS karena setiap minggu memang mencari hiburan dengan pergi ke tempat-tempat yang menyediakan wanita untuk dikencani," kata prof Ari.

"Ada seorang bapak yang sudah beristri didapat karena setiap dinas ke luar kota menyempatkan untuk pijat dan mendapatkan pelayanan plus-plus. Umur pasien juga bervariasi. Ada yang baru berumur 25 tahun. Bahkan ada yang berumur 65 tahun," tambahnya, yang semakin membuktikan bahwa penyakit HIV bisa menginfeksi kepada siapa pun dan dari kelompok apa pun.

Baca Juga: Hari AIDS Sedunia, WHO: Pandemi Covid-19 Perburuk Layanan Penting HIV

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI