Suara.com - Hingga kini peneliti masih terus mengembangkan vaksin Covid-19. Meski demikian, ada saja orang yang menolak untuk mendapatkan vaksin.
Dilansir dari CBC, Menteri Kesehatan Inggirs mengatakan bahwa mereka yang menolak divaksin bisa dibatasi atau dilarang karena restoran, bar, bioskop dan tempat olahraga dapat memblokir masuknya mereka yang tidak memiliki bukti bahwa mereka diinokulasi, kata menteri vaksin baru Inggris pada hari Senin.
Seperti diketahui berbagai vaksin utama Covid-19 telah diumumkan dalam beberapa pekan terakhir. Hal itu meningkatkan harapan bahwa dunia dapat segera kembali ke keadaan normal setelah virus corona menewaskan 1,46 juta orang dan menghapus sebagian besar ekonomi global.
Menteri Inggris yang bertanggung jawab untuk peluncuran vaksin, Nadhim Zahawi, mengatakan vaksinasi harus sukarela tetapi Google, Facebook dan Twitter harus berbuat lebih banyak untuk memeriksa fakta yang bertentangan tentang pandangan vaksin.
Baca Juga: Presiden Jokowi Marah Kasus Covid-19 Terus Naik, Ini Kata Satgas Covid-19
Ditanya apakah Inggris akan memperkenalkan paspor kekebalan, Zahawi mengatakan status vaksin Covid-19 seseorang mungkin dimasukkan dalam aplikasi telepon, mirip dengan aplikasi Tes dan Jejak yang digunakan oleh Layanan Kesehatan Nasional, yang akan memberi tahu dokter setempat tentang status seseorang. .
"Saya pikir Anda mungkin akan menemukan bahwa restoran dan bar dan bioskop dan tempat lain, tempat olahraga, mungkin juga akan menggunakan sistem itu seperti yang mereka lakukan dengan aplikasi [Test and Trace]," katanya.
"Jenis tekanan akan datang dua arah: dari penyedia layanan - yang akan berkata 'lihat, tunjukkan kepada kami bahwa Anda telah divaksinasi' - tetapi juga, kami akan membuat teknologinya semudah dan dapat diakses semaksimal mungkin."
Otoritas kesehatan di banyak negara menjadi semakin prihatin dalam beberapa tahun terakhir dengan pertumbuhan kelompok anti-vaksin, yang sangat aktif di media sosial.
Zahawi menolak memberikan tanggal spesifik untuk peluncuran vaksin karena belum ada yang disetujui untuk digunakan publik. Pesannya, kata dia, seharusnya vaksin itu baik untuk masyarakat dan negara.
Baca Juga: Studi Sebut 1 dari 4 Orang Tak Mencuci Tangan setelah Batuk dan Bersin