Di Afrika, Malaria Lebih Banyak Sebabkan Kematian daripada Covid-19

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 30 November 2020 | 16:29 WIB
Di Afrika, Malaria Lebih Banyak Sebabkan Kematian daripada Covid-19
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan kematian akibat malaria lebih banyak daripada Covid-19 di Afrika.

Dilansir ANTARA, keadaan itu disebabkan layanan yang dirancang untuk mengatasi penyakit, yang ditularkan oleh nyamuk, itu terganggu selama pandemi virus corona.

Lebih dari 409.000 orang di seluruh dunia --kebanyakan dari mereka adalah bayi di bagian termiskin wilayah Afrika-- meninggal karena malaria sepanjang tahun lalu, kata WHO dalam laporan malaria global terbaru. Menurut WHO, COVID-19 hampir pasti akan membuat angka itu lebih tinggi pada 2020.

"Perkiraan kami adalah tergantung pada tingkat gangguan layanan (karena COVID-19) ... mungkin ada lebih dari 20.000 dan 100.000 kematian akibat malaria di suatu tempat antara 20.000 dan 100.000 di sub-Sahara Afrika, sebagian besar terjadi pada anak-anak," Pedro Alsonso, direktur program malaria WHO, mengatakan kepada wartawan.

Baca Juga: Terjangkit Covid-19, Malaria, DB hingga Dipatuk Ular, Relawan Ini Selamat

"Sangat mungkin bahwa jumlah kematian akibat malaria lebih besar daripada kematian langsung akibat COVID," tuturnya.

Laporan WHO menemukan ada 229 juta kasus malaria secara global pada 2019, dan mengatakan bahwa meskipun tantangan pandemi COVID-19 belum pernah terjadi sebelumnya, banyak negara di seluruh dunia telah berjuang keras dan bertahan melawan penyakit tersebut.

"Tetapi keberhasilan jangka panjang dalam mencapai dunia bebas malaria dalam satu generasi masih jauh dari kepastian," katanya.

Beberapa negara Afrika yang paling parah terkena malaria telah berjuang untuk membuat kemajuan yang signifikan sejak 2016.

Karena penularan malaria yang terus-menerus melalui nyamuk di banyak bagian dunia, separuh populasi global menghadapi risiko tertular penyakit itu --dan malaria masih membunuh satu orang anak setiap dua menit.

Baca Juga: Hasil Penelitian: Anak-Anak Ternyata Jadi Sumber Utama Penularan Malaria

Meskipun demikian, fokus pendanaan dan perhatian global telah dialihkan, membuat kemungkinan kematian anak dapat dicegah.

Peter Sands, direktur eksekutif Global Fund untuk memerangi AIDS, tuberkulosis, dan malaria, mengatakan temuan laporan WHO sangat tepat waktu.

"Dunia kesehatan global, media, dan politik, semuanya terpaku pada COVID, ... namun kita tidak begitu memperhatikan penyakit yang masih menewaskan lebih dari 400.000 orang setiap tahun, terutama anak-anak," katanya kepada wartawan.

"Dan untuk mengingatkan Anda, ini adalah penyakit yang kita tahu bagaimana cara menyingkirkannya - jadi ini adalah pilihan yang tidak kita jalankan," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI