Suara.com - Peneliti di seluruh dunia masih terus berupaya menciptakan vaksin Covid-19 yang ampuh dan efektif. Kini sebuah studi terbaru, mengungkapkan bahwa pandemi yang telah berlangsung selama satu tahun ini sebenarnya bisa berhenti mesti tanpa vaksin.
Lantas bagaimana caranya? Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Physics of Fluids, pandemi Covid-19 dapat "diberantas" jika 70 persen orang memakai masker.
Dengan kata lain, jika 7 dari 10 dari kita memakai masker dengan rajin, kita dapat secara efektif menghentikan penyebaran virus corona baru.
Peneliti dari University of Singapore mempelajari masker dan penutup wajah yang banyak digunakan, memahami bagaimana bahan dan desainnya memengaruhi tingkat infeksi.
Baca Juga: Bandel! Warga Madura Nekat Gelar Balapan Kelereng Saat Pandemi
![Ilustrasi masker bedah. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/08/06/28118-masker-bedah.jpg)
Mereka menemukan bahwa masker wajah umum seperti masker bedah dan masker N95 dapat mengurangi tingkat reproduksi virus, sehingga mengurangi penyebaran infeksi.
“Sungkup penutup wajah yang sangat berkhasiat, seperti masker bedah dengan perkiraan khasiat sekitar 70 persen, dapat berujung pada pemberantasan pandemi jika sedikitnya 70 persen penduduk menggunakan masker tersebut di depan umum secara konsisten,” para ilmuwan, termasuk Sanjay Kumar dari Universitas Nasional Singapura, menulis dalam penelitian tersebut.
“Masker kain yang kurang efisien juga bisa memperlambat penyebaran jika dipakai terus menerus,” imbuhnya.
Menurut para peneliti, hanya masker N95 yang dapat menyaring tetesan berukuran aerosol.
Namun, masker wajah pada umumnya dapat mengubah ukuran tetesan cairan yang dikeluarkan dari hidung dan mulut seseorang saat berbicara, batuk, bersin, atau bahkan bernapas.
Baca Juga: Jokowi Soroti Kenaikan Tajam Covid-19 di Jakarta dan Jawa Tengah
Mereka juga menemukan bahwa masker wajah yang terbuat dari bahan polimer hibrid dapat menyaring partikel dengan efisiensi tinggi sekaligus mendinginkan wajah karena serat yang digunakan di dalamnya memungkinkan panas keluar dari bawah masker.
“Mungkin ada beberapa hubungan antara hambatan pernapasan dan hambatan aliran masker wajah yang perlu dipelajari untuk interval pemakaian masker wajah,” kata Heow Pueh Lee, salah satu penulis penelitian.