Suara.com - Kolesterol adalah lemak yang berguna bagi tubuh. Namun bila kadarnya di dalam tubuh terlalu tinggi, kolesterol akan menumpuk di pembuluh darah dan mengganggu aliran darah.
Hal ini bisa saja mengakibatkan beragam penyakit kardivaskular hingga kematian jika tak terkontrol dan dibiarkan.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2018, disebutkan bahwa 35 persen penduduk Indonesia memiliki kadar kolesterol lebih tinggi dari batas normal.
Kondisi ini juga diperburuk dengan prevalensi kolesterol HDL yang rendah (BMC Public Healthy, 2019).
Tak hanya itu, Imperial College London memaparkan Asia termasuk Indonesia, merupakan wilayah dengan penderita kolesterol terburuk.
Bahkan, kolesterol ini diketahui berperan dalam 3,9 juta kasus kematian di seluruh dunia yang setengahnya terjadi di wilayah Asia.
Spesialis Gizi Klinik Konsultan Obesitas & Metabolisme, Dr. dr. Samuel Oetoro, MS., SpGK, mengatakan bahwa meningkatnya kadar kolesterol ini akibat kurang melakukan aktivitas fisik dan tidak memperhatikan pola makan.
"Jadi perlu masyarakat melakukan pemeriksaan berkala komponen lemak darah atau profil lipid penting dilakukan berkala untuk mendeteksi lebih dini," ujar Samuel dalam pernyataannya pada siaran pers yang diterima Suara.com, Kamis (26/11/2020).
Menurutnya, peningkatan kadar kolesterol bisa saja tidak disertai gejala. Sebab itu, pemeriksaan berkala ini penting karena peningkatan kolesterol erat hubungannya dengan peningkatan risiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti serangan jantung koroner dan stroke.
Baca Juga: Malas Gerak Selama di Rumah? Waspadai Kadar Kolesterol!
"Angka kejadian kolesterol rendah lebih jarang ditemui dibandingkan dengan angka kejadian kolesterol tinggi. Seseorang dengan kadar kolesterol tinggi rentan mengalami penyumbatan berbagai pembuluh arteri dan peningkatan risiko pembentukan batu empedu," jelasnya.