Penyakit yang Bikin Covid-19 Lebih Mematikan dan Berita Populer Lainnya

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Jum'at, 27 November 2020 | 09:26 WIB
Penyakit yang Bikin Covid-19 Lebih Mematikan dan Berita Populer Lainnya
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selama ini diketahui bahwa usia dan penyakit penyerta membuat Covid-19 jadi lebih parah, dan bahkan bisa berakibat fatal. Tapi ada sejumah penyakit tertentu yang mesti diwaspadai.

Sementara itu, sejumlah ilmuwan meragukan hasil dari perkembangan uji klinis vaksin Covid-19 AstraZeneca. Lalu apa masalahnya? Dua berita tadi merupakan kabar terpopuler di kanal health Suara.com. Berikut ini kabar tepropuler lainnya.

1. Catat! Ini Lima Penyakit Bawaan yang Bikin Covid-19 Lebih Mematikan

Ilustrasi Lima Penyakit Bawaan yang Bikin Covid-19 Lebih Mematikan. (Shutterstock)
Ilustrasi Lima Penyakit Bawaan yang Bikin Covid-19 Lebih Mematikan. (Shutterstock)

Studi kasus pada pasien yang tertular virus corona baru menemukan bahwa orang tua dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya lebih sering mengalami gejala yang parah.

Menurut laporan tentang karakteristik pasien dari Institut Kesehatan Nasional Italia yang dirilis pada 17 Maret, pada awal pandemi, 99 persem pasien Covid-19 yang meninggal memiliki setidaknya satu kondisi yang sudah ada sebelumnya.

Baca selengkapnya

2. Ilmuwan Meragukan Hasil Vaksin Covid-19 AstraZeneca, Apa Masalahnya?

Peneliti berupaya menciptakan vaksin virus corona. (ANTARA/Shutterstock/am.)
Peneliti berupaya menciptakan vaksin virus corona. (ANTARA/Shutterstock/am.)

Beberapa ilmuwan meragukan hasil studi vaksin Covid-19 dari Oxford dan AstraZeneca yang menunjukkan 90% efektif pada subkelompok peserta percobaan yang, karena kesalahan pada awalnya, menerima setengah dosis diikuti dosis penuh.

"Kami harus menunggu data lengkap dan melihat bagaimana regulator (dari AS dan Eropa) menilai hasilnya yang mungkin akan menjadi pandangan berbeda," jelas Peter Openhaw, profesor kedokteran eksperimental di Imperial College London, dilansir The Daily Star.

Baca Juga: Seberapa Penting Penerapan Protokol Kesehatan di Tempat Wisata?

Baca selengkapnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI