Suara.com - Terbatasnya aktivitas hanya di rumah selama pandemi Covid-19 berisiko membuat tubuh jadi kurang bergerak. Tubuh yang kurang bergerak berpotensi menimbun lemak lebih banyak lantaran terbatasnya pembakaran kalori.
Akhirnya, yang terjadi kadar lemak meningkat diikuti juga dengan tingkat kolesterol.
"Meningkatnya kadar kolesterol akibat kurang melakukan aktivitas fisik dan tidak memperhatikan pola makan," kata Spesialis Gizi Klinik Konsultan Obesitas dan Metabolisme Dr. dr. Samuel Oetoro, MS., Sp. GK., dalam webinar Siasati Kolesterol di Masa Pandemi: Cek Kesehatan Berkala, Pantau Ketat Kesehatan Kita, Kamis (26/11/2020).
Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan pada 2018 disebutkan bahwa 35 persen penduduk Indonesia memiliki kadar kolesterol lebih tinggi dari batas normal. Kondisi ini juga diperburuk dengan prevalensi kolesterol HDL (lemak tak jenuh) yang rendah.
Baca Juga: Anak Perlu Aktivitas Fisik, Dokter Beri Waktu Khusus untuk Bermain
Dalam penelitian Imperial College London ditemukan bahwa Asia, termasuk Indonesia, merupakan wilayah dengan penderita kolesterol terburuk. Penelitian itu menggunakan analisis data dari 102,6 juta orang dewasa dari 200 negara berbeda sejak 1980-2018.
“Angka kejadian kolesterol rendah lebih jarang ditemui dibandingkan dengan angka kejadian kolesterol tinggi. Seseorang dengan kadar kolesterol tinggi rentan mengalami penyumbatan berbagai pembuluh arteri dan peningkatan risiko pembentukan batu empedu,” paparnya.
Ia menambahkan, sebanyak 3,9 juta jiwa kematian di dunia disebabkan karena kolesterol dan itu terjadi di negara-negara Asia. Kadar kolesterol berlebihan berbahaya bagi tubuh karena bisa menjadi second killer.
Karena itu, ia menyarankan bahwa pemeriksaan berkala komponen lemak darah atau profil lipid penting dilakukan secara rutin untuk mendeteksi peningkatan kadar kolesterol yang biasanya tidak disertai gejala.
"Pemeriksaan berkala ini penting karena peningkatan kolesterol erat hubungannya dengan peningkatan risiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti serangan jantung koroner dan stroke,” ujarnya.
Baca Juga: 5 Fakta Unik Seputar Santan: Benar Tingkatkan Kolesterol?