Berdasarkan Otopsi, Diego Maradona Meninggal Karena Gagal Jantung

Kamis, 26 November 2020 | 18:34 WIB
Berdasarkan Otopsi, Diego Maradona Meninggal Karena Gagal Jantung
Dalam foto file ini diambil pada tanggal 29 Juni 1986 kapten tim bintang sepak bola Argentina Diego Maradona mengangkat Piala Dunia yang dimenangkan oleh timnya setelah kemenangan 3-2 atas Jerman Barat di stadion Azteca di Mexico City. [STAF / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Kehakiman Argentina mengatakan hasil otopsi penyebab kematian pesepak bola legendaris asal Argentina, Diego Maradona adalah gagal jantung.

Mereka mengatakan penyebabnya adalah kegagalan jantung kronis yang menyebabkan edema paru akut, lapor CNN.

Gagal jantung merupakan kondisi kronis yang secara bertahap merusak kemampuan jantung dalam memompa darah. Akibatnya, cairan dapat menumpuk di paru-paru (edema paru).

Ketika jantung tidak dapat memompa secara efisien, darah dapat kembali ke pembuluh darah vena melalui paru-paru, menurut laman Medline Plus.

Baca Juga: Masih Salah Kaprah, Ketahui Bedanya Serangan Jantung dengan Henti Jantung

Saat tekanan di pembuluh darah ini meningkat, cairan didorong ke ruang udara (alveoli) di paru-paru. Cairan ini mengurangi pergerakan oksigen normal melalui paru-paru. Ketika kedua faktor ini bergabung, akan menyebabkan sesak napas.

Bryan Robson, kapten Manchester United (kiri) berjabat tangan dengan kapten Barcelona, Diego Maradona sebelum laga perempatfinal Piala Winners di Old Trafford, 21 Maret 1984. [manutd.com]
Bryan Robson, kapten Manchester United (kiri) berjabat tangan dengan kapten Barcelona, Diego Maradona sebelum laga perempatfinal Piala Winners di Old Trafford, 21 Maret 1984. [manutd.com]

Berdasarkan Heart Organization, pada awalnya jantung akan mencoba mengatasi kondisi ini dengan:

- Memperbesar

Ketika jantung meregang untuk berkontraksi lebih kuat dan memenuhi permintaan untuk memompa lebih banyak. Seiring waktu hal ini menyebabkan jantung menjadi membesar.

- Mengembangkan lebih banyak massa otot

Baca Juga: Maradona Meninggal akibat Henti Jantung, Waspada 5 Faktor Risikonya

Peningkatan massa otot terjadi karena kontraksi sel-sel jantung semakin membesar. Ini memungkinkan jantung memompa lebih kuat, setidaknya pada awalnya.

- Memompa lebih cepat

Ini membantu meningkatkan output jantung.

Diego Maradona dan mantan kekasihnya Rocio Olivia (BIMA SAKTI / AFP)
Diego Maradona dan mantan kekasihnya Rocio Olivia (BIMA SAKTI / AFP)

Tubuh juga mencoba mengimbanginya dengan cara lain:

- Pembuluh darah menyempit untuk menjaga tekanan darah tetap tinggi, mencoba menutupi hilangnya kekuatan jantung.

- Tubuh mengalihkan darah dari jaringan dan organ yang kurang penting (seperti ginjal), jantung dan otak.

Tindakan sementara ini menutupi masalah gagal jantung, tetapi tidak menyelesaikannya. Gagal jantung terus berlanjut dan memburuk sampai proses 'kompensasi' ini tidak lagi berfungsi.

Asosiasi Sepak Bola Argentina mengonfirmasi kematian Maradona pada Rabu (26/11/2020) dan mengumumkan pesan singkat di media sosial mereka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI