Suara.com - Orang sering menggunakan istilah serangan jantung (heart attack) dan henti jantung mendadak (sudden cardiac arrest) secara bergantian, padahal, kedua kondisi ini sangat berbeda.
Serangan jantung adalah kondisi ketika aluran darah ke jantung tersumbat. Sedangkan henti jantung terjadi ketika adanya malfungsi jantung dan jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba.
Jadi, serangan jantung adalah masalah sirkulasi, dan henti jantung mendadak adalah masalah 'listrik'.
Berdasarkan laman Heart Organization, serangan jantung terjadi saat arteri yang tersumbat mencegah darah yang mengandung oksigen mencapai bagian jantung.
Jika arteri yang tersumbat ini tidak segera 'dibuka', bagian jantung yang biasanya 'diberi makan' oleh arteri akan mati. Semakin lama seseorang tidak menjalani pengobatan, semakin besar kerusakannya.

Gejala serangan jantung bisa langsung dan instens, Tetapi umumnya berkembang secara perlahan dan bertahan selama berjam-jam, berhari-hari, atau berminggu-minggu sebelum serangan jantung.
Berbeda dengan henti jantung, jantung biasanya tidak berhenti berdetak selama serangan jantung.
Lalu, bagaimana dengan henti jantung mendadak?
Henti jantung seringnya terjadi secara tiba-tiba dan seringkali tanpa peringatan. Ini dipicu oleh kerusakan listrik di jantung yang menyebabkan detak jantung tidak teratur (aritmia).
Baca Juga: 5 Hits Bola : Serangan Jantung, Diego Maradona Meninggal Dunia
Dengan tindakan pemompaannya yang terganggu, jantung tidak dapat memompa darah ke otak, paru-paru, dan organ lain.