Suara.com - Penggumpalan darah yang dialami pesepakbola Diego Maradona sebelum meninggal dunia adalah respons alami tubuh untuk menghentikan pendarahan dan menyembuhkan luka.
Saat gumpalan terbentuk di dalam salah satu pembuluh darah, gumpalan belum pasti akan larut dengan sendirinya. Kondisi inilah yang bisa membahayakan dan mengancam jiwa.
Semua orang dari segala usia bisa mengalami penggumpalan darah, baik akibat kecelakaan, benturan atau penggunaan alkohol. Tapi dilansir dari Medicine UNC Edu, faktor-faktor tertentu bisa meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan darah.

1. Imobilitas berkepanjangan
Kontraksi otot betis di kaki membantu menjaga sirkulasi darah. Saat kaki tetap diam dalam waktu lama, otot betis tidak berkontraksi untuk membantu sirkulasi daah dan bekuan darah bisa terbentuk.
Kondisi yang biasanya membuat kaki diam terlalu lama, seperti duduk bermain video game, mengemudi jarak jauh atau bekerja yang hanya duduk di meja. Bahkan istirahat cukup lama di rumah sakit bisa meningkatkan risiko pembekuan darah.
2. Pembedahan atau cedera
Cedera pada vena karena pembedahan atau trauma bisa memperlambat aliran darah dan meningkatkan risiko pembekuan.
3. Gangguan pembekuan
Baca Juga: 5 Efek Samping Beberapa Vaksin Covid-19 Potensial, Mual hingga Menggigil
Beberapa orang yang memiliki masalah gangguan pembekuan darah akan cenderung mudah mengalami penggumpalan darah, yang dieknal sebagai trombofilia.