Penelitian menunjukkan 29% wanita yang keguguran mengalami gejala post-traumatic stress disorder (PTSD) atau gangguan stres pascatrauma satu bulan setelah keguguran.
![ilustrasi keguguran [shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/04/15/55007-ilustrasi-keguguran-shutterstock.jpg)
Sebanyak 24% wanita juga mengalami kecemasan, dan 11% mengalami depresi sedang hingga berat.
“Pengalaman trauma majemuk ini sangat umum dan jarang dibicarakan,” ujar Neidich kepada Insider.
Itulah sebabnya dukungan orang-orang terdekat sangat penting. Neidich menasihati sebaiknya tidak mengucapkan, "kamu akan hamil lagi", atau, "segala sesuatu terjadi karena suatu alasan".
"Hal itu membuat orang yang berduka merasa lebih kesepian dan tidak menghapus pengalaman emosional mereka," imbuhnya.
Salah satu hal yang dapat mengatasi kesedihan mereka adalah berbicara dengan pasangan yang pernah mengalami kondisi sama.
Meski suatu saat mereka akan hamil lagi, rasa sakit ditambah kecemasan tentang pengalami keguguran akan tetap ada.
"Mungkin butuh satu bulan atau bahkan satu tahun, tapi aku tahu apa pun yang kamu lalui adalah sesuatu yang membuatmu 10 kali lebih kuat," tandasnya.
Baca Juga: Jatuh Saat Gendong Archie, Meghan Markle Keguguran