Suara.com - Selama ini banyak yang menganggap bahwa bakteri, kuman, dan jamur merupakan suatu hal yang menjijikkan.Tapi, permukaan kulit manusia sebenarnya banyak terdapat bakteri, kuman, dan jamur.
Dokter spesialis kulit dan kelamin dr. Arthur Simon Sp. KK., mengatakan kondisi itu normal. Namun akan muncul masalah pada kulit jika terjadi penumpukan pada salah satunya.
Dokter Arthur mencontohkan, infeksi jamur bisa terjadi jika terjadi penumpukan jamur malassezia. Infeksi itu umum disebut masyarakat dengan istilah fungal acne.
"Jadi di kulit banyak bakteri, kuman, dan jamir yang memang mereka diam di sana, gak ada masalah. Jamur malassezia dimiliki sekitar 75-90 persen orang, tapi gak buat masalah," jelas Arthur dalam siaran langsung Instagram bersama Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (Perdoski), Rabu (25/11/2020).
Baca Juga: Perempuan di Pinrang Mengolah Limbah Kakao Menjadi Sabun Anti Bakteri
Selain fungal acne, jamur malassezia juga bisa jadi penyebab munculnya panu dan eksim dermatitis seboroik atau ketombe di wajah. Ketombe wajah paling banyak muncul di area alis, sekitar hidung dan pipi, juga telinga dan kening, papar dokter Arthur.
Kondisi itu akan membuat kulit bersisik sehingga menimbulkan butiran seperti ketombe dan kulit akan kemerahan.
"Jadi walaupun malassezia tumbuh banyak gak selalu jadi fungal acne bisa jadi hal yang lain," ujarnya.
Sementara fungal acne bentuknya sangat menyerupai jerawat walaupun sebenarnya bukan. Arthur menjelaskan bahwa dalam bahasa medis fungal acne adalah mallasezia filliculitis atau infeksi jamur yang disebabkan peradangan pada saluran minyak kulit.
"Penampakannya memang mirip jerawat, jadi disebutnya jerawat jamur. Tapi sebenarnya bukan jerawat, hanya mirip. Karena sebenarnya jerawat disebabkan oleh bakteri," jelasnya.
Baca Juga: Awas! Ada 10 Makanan yang Tidak Boleh Dimakan Kucing