Menurut Ahli, Ini Alasan Makin Banyak Orang Melanggar Protokol Kesehatan

Rabu, 25 November 2020 | 14:04 WIB
Menurut Ahli, Ini Alasan Makin Banyak Orang Melanggar Protokol Kesehatan
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@cottonbro)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi yang telah berlangsung di Indonesia hampir setahun dan telah mencapai kurang lebih setengah juta kasus. Namun kasus yang tinggi nyatanya tak membuat orang kembali tertib pada protokol kesehatan seperti di awal wabah.

"Orang-orang kelelahan setelah berbulan-bulan tidak dapat bersosialisasi, membuat mereka lebih mudah mengabaikan meningkatnya jumlah kasus Covid-19 selama proses pengambilan keputusan," kata Melissa Auerbach, asisten profesor psikologi di Temple University seperti yang dikutip dari Medical Xpress. 

"Orang memiliki sumber daya mental yang terbatas untuk pengendalian diri," kata Auerbach.

Melansir dari Medical Xpress, selama pandemi, orang-orang mengalami faktor yang mengurangi kendali diri, seperti resesi, virus itu sendiri, dan tidak dapat bersosialisasi seperti dulu.

Baca Juga: Sekolah Tatap Muka Tingkatkan Kasus di Banyak Negara, Bisakah Dikendalikan?

Ilustrasi Covid-19 (Foto: Antara)
Ilustrasi Covid-19 (Foto: Antara)

"Jika ada pesan nasional yang lebih kuat, orang mungkin lebih reseptif untuk membatasi perilaku mereka," kata Auerbach.

"Tapi saat ini tidak ada, jadi mereka mencari penelitian dan berita untuk menemukan fakta dan mungkin mengikuti apa yang mereka lihat muncul di feed berita mereka," imbuhnya.

Alasan lain mengapa orang melakukan perilaku berisiko adalah karena mereka memiliki lebih banyak pengalaman di mana mereka mengambil risiko, seperti pergi makan malam atau melepas masker di rumah teman tanpa tertular.

"Pengalaman itu lebih kuat dalam membentuk perilaku daripada mendengar informasi langsung tentang kemungkinan jatuh sakit atau menulari orang lain,"Elizabeth kata Gosch, seorang profesor psikologi di Philadelphia School of Osteopathic Medicine.

"Bagi kebanyakan orang, jumlah yang dilaporkan dari mereka yang meninggal karena Covid-19 adalah konsep abstrak, setelah berbulan-bulan pandemi banyak orang juga kehilangan rasa takutnya," kata Gosch.

Baca Juga: Ada Siswa dan Guru Terpapar Covid-19, Aktivitas SD di Patuk Dihentikan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI