Suara.com - Habbatussauda, atau jintan hitam (black seed), umum digunakan di Indonesia sebagai obat herbal. Banyak penelitian menunjukkan bahwa biji-bijian berbahasa Latin Nigella sativa ini memiliki banyak manfaat kesehatan.
Dahulu kala, habbatussauda digunakan sebagai obat sakit kepala, sakit gigi, hidung tersumbat, asma, radang sendi, hingga cacingan.
Sekarang, setelah teknologi lebih berkembang, jintan hitam ini umum dijadikan obat diabetes, hipertensi, penurunan berat badan, serta kondisi lainnya.
Selain itu, minyak dari jintan hitam juga terbukti memiliki sifat antioksidan, yang mampu meredakan peradangan di dalam tubuh dan kulit.
Baca Juga: Jangan Dibuang! Ternyata Nasi Bekas Bisa Dijadikan Hand Sanitizer
Dilansir Healthline, berikut beberapa manfaat lain dari habbatussauda:
1. Mengurangi tekanan darah tinggi
Mengonsumsi ekstrak biji jitan hitam selama dua bulan telah terbukti menurunkan tekanan darah tinggi pada orang yang tekanan darahnya sedikit meningkat.
2. Menurunkan kolesterol tinggi
Minyak jintan hitam kaya akan asam lemak yang dapat membantu menjaga kadar kolesterol agar lebih sehat. Contoh asam lemak ini termasuk asam linoleat dan asam oleat.
Baca Juga: Mensos : 450 Ribu Ton Beras telah Selesai Didistribusikan melalui BSB
Namun, kadar minyak bisa berbeda-beda, tergantung di mana biji ditanam.
3. Memperbaiki gejala rheumatoid arthritis
Mengonsumsi minyak habbatussauda dapat membantu mengurangi gejala radang rheumatoid arthritis, peradangan sendi akibat sistem kekebalan tubuh menyerang jaringannya sendiri.
4. Mengurangi gejala asma
Efek anti-inflamasi dari minyak biji hitam dapat membantu mengatasi gejala asma dalam waktu lama.
Efeknya dalam mengurangi peradangan di saluran pernapasan juga dapat membantu mengatasi bronkitis.
5. Mengurangi sakit perut
Mengonsumsi habbatussauda juga dapat meredakan sakit perut dan kram. Minyak ini dapat membantu mengurangi gas, perut kembung, dan timbulnya bisul.
Habbatussauda juga dapat membantu mengurangi efek radiasi, yang digunakan pengobatan kanker, dalam merusak jaringan.
Tetapi hasil ini belum pernah dipelajari pada manusia. Sehingga habbatussauda tidak boleh digunakan sebagai pengganti perawatan kanker konvensional.