Suara.com - Vaksin dan program imunisasi masih dipandang sebelah mata oleh sebagian orang Indonesia. Banyak dari mereka termakan mitos bahwa vaksin berbahaya atau tak ada gunanya.
Untuk meyakinkan masyarakat terkait manfaat vaksin, tenaga kesehatan sampai-sampai harus turun tangan.
Diceritakan dokter spesialis anak dr. Endah Citraresmi Sp. A(K). MARS., dengan partisipasi tenaga kesehatan -- termasuk meyakinkan masyarakat bahwa mereka telah mendapatkan vaksin -- hal tersebut setidaknya bisa menjadi bukti bahwa vaksin aman digunakan.
"Saya suka ditanya (pasien), 'dokter anaknya divaksin?' Saya bilang, anak saya vaksin lengkap, MMR 15 bulan diulang lagi saat 5 tahun. Saya sendiri vaksin. Saya rutin vaksin influensa tiap tahun. Intinya mungkin kalau dengan menunjukan kami tenaga kesehatan juga lakukan vaksin, pasien akan percaya," kata Endah dalam webinar Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Selasa (24/11/2020).
Baca Juga: Gunakan Metode Tradisional, Begini Cara Kerja Vaksin AstraZeneca
Ia menyampaikan bahwa program vaksin bukan hanya dilakukan di Indonesia. Tetapi juga banyak negara maju dan berkembang. Selain itu, negara juga punya kewajiban untuk menjamin keamanan vaksin. "Tidak ada pemerintah mana pun yang mau membahayakan masyarakatnya sendiri," katanya.
Diakui dokter Endah, masih ada masyarakat yang menganggap vaksinasi tidak penting. Terlebih karena adanya efek vaksin seperti demam hingga bengkak pada bekas suntikan vaksin.
Namun menurut Endah, efek itu jauh lebih ringan dibandingkan jika anak tertular penyakit menular yang bisa menyebabkan kecacatan bahkan kematian.
"Walaupun efeknya bisa demam, bengkak karena suntikan, itu jauh lebih ringan ketimbang anak kena kuman yang sebenarnya lalu jadi sakit. Siapa yang memastikan anak kena campak lalu langsung sembuh? Sebagian bisa kena pneumonia radang paru, radang otak. Akibatnya bisa alami gangguan perkembangan," tuturnya
Baca Juga: Susul Moderna dan Pfizer, Vaksin Covid-19 AstraZeneca 90% Disebut Efektif