Peneliti Israel Temukan Cara Perpanjang Harapan Hidup Pasien Kanker

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 23 November 2020 | 17:15 WIB
Peneliti Israel Temukan Cara Perpanjang Harapan Hidup Pasien Kanker
Ilustrasi kanker (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peneliti Israel baru-baru ini menyebut bahwa mereka telah menciptakan cara untuk mengobati kanker pada tikus yang sangat tepat, yakni seperti menggunakan "gunting kecil" untuk menargetkan sel, menurut sebuah laporan.

"Ini adalah studi pertama di dunia yang membuktikan bahwa sistem pengeditan genom CRISPR, yang bekerja dengan memotong DNA, dapat secara efektif digunakan untuk mengobati kanker pada hewan," kata Profesor Dan Peer, pakar kanker dari Universitas Tel Aviv kepada Times. dari Israel.

Penelitian ini diterbitkan minggu lalu di jurnal Science Advances. Demikian seperti dilansir dari New York Post. 

"Tidak ada efek samping, dan kami yakin bahwa sel kanker yang dirawat dengan cara ini tidak akan pernah aktif lagi."

Baca Juga: Amerika dan Singapura Tarik Obat Diabetes Metformin, Bagaimana Indonesia?

Ilustrasi kanker payudara. (Redorbit.com/Thinkstoc)
Ilustrasi kanker payudara. (Redorbit.com/Thinkstoc)

Peer menambahkan, "Teknologi ini dapat memperpanjang harapan hidup pasien kanker dan kami berharap, suatu hari, menyembuhkan penyakitnya."

Peer berharap metode ini suatu hari dapat menggantikan pengobatan kemoterapi.

“Jika kita bisa menggunakan teknologi ini, maka dalam tiga perawatan kita bisa menghancurkan tumor. Teknologi ini secara fisik dapat memotong DNA dalam sel kanker, dan sel tersebut tidak akan bertahan, ”kata Peer.

Penelitian ini menggunakan teknologi pengeditan genom menggunakan nanopartikel lipid yang ditargetkan untuk terapi kanker.

Para ilmuwan menggunakan teknik ini pada ratusan tikus - dan Peer mengatakan metode tersebut berpotensi digunakan pada manusia dalam dua tahun.

Baca Juga: WHO Luncurkan Strategi Eliminasi Kanker Servisk, Seperti Apa?

Studi ini berfokus pada dua jenis kanker - glioblastoma, jenis kanker agresif yang dapat terjadi di otak atau sumsum tulang belakang, dan kanker ovarium metastatik.

Para peneliti menemukan bahwa tikus dengan kanker yang menerima pengobatan memiliki harapan hidup dua kali lipat dari kelompok kontrol, dan tingkat kelangsungan hidup mereka 30 persen lebih tinggi, lapor outlet berita tersebut.

“Teknologi ini perlu dikembangkan lebih lanjut, tetapi yang terpenting adalah kami telah menunjukkan bahwa ini dapat membunuh sel kanker,” kata Peer.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI