Studi: Orang Vegan dan Vegetarian Berisiko Tinggi Alami Patah Tulang

Senin, 23 November 2020 | 12:16 WIB
Studi: Orang Vegan dan Vegetarian Berisiko Tinggi Alami Patah Tulang
Ilustrasi diet vegetarian. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Diet vegan, atau pola makan yang hanya megonsumsi makanan nabati, dan vegetarian, yang mengonsumsi makanan nabati tetapi masih dapat memakan produk turunan hewan (seperti susu, telur, keju), disebut lebih berisiko mengalami patah tulang.

Berdasarkan studi longitudinal yang terbit di jurnal BMC Medicine, Minggu (22/11/2020), menunjukkan orang vegan dan vegetarian memiliki kepadatan mineral tulang yang lebih rendah.

Kepadatan tulang merupakan ukuran jumlah mineral (kebanyakan kalsium dan fosfor) yang terkandung dalam volume tulang tertentu, menurut Institut Kanker Nasional AS.

Tidak hanya itu, pemakan non-daging juga memiliki asupan kalsium dan protein yang jauh lebih rendah, CNN melaporkan.

Baca Juga: Jadi Tanda Ketidakseimbangan, Ini Arti Mimpi Patah Tulang

Hasil ini didapat setelah peneliti menganalisis tiga kelompok, pemakan daging, pemakan ikan (pescatarian), vegetarian, dan vegan.

Ilustrasi diet vegetarian. (Shutterstock)
Ilustrasi diet vegetarian. (Shutterstock)

Penulis menemukan, dibanding pemakan daging, orang vegan dengan asupan kalsium dan protein rendah rata-rata memiliki risiko 43% lebih tinggi mengalami patah tulang, terutama di pinggul, tungkai, dan tulang belakang.

Sedangkan vegetarian dan pescatarian memiliki risiko tinggi alami patah tulang pinggul. Tetapi, risiko ini sebagian berkurang ketika peneliti mempertimbangkan indeks massa tubuh atau body mass index (BMI) dan konsumsi kalsium serta protein yang cukup.

Namun risiko masih tetap tinggi pada vegan setelah mempertimbangkan faktor-faktor tersebut.

"Temuan studi mendukung penelitian tentang kesehatan tulang dengan asupan protein dan kalsium serta BMI. Protein dan kalsium adalah dua komponen utama tulang," tanggap Lauri Wright, ahli gizi dan ketua departemen nutrisi dan dietetika di Universitas Florida Utara.

Baca Juga: Ingatkan Pakai Masker, Seorang Perawat Dianiaya hingga Patah Tulang

Namun, keterbatasan penelitian ini adalah sebagian besar peserta studi adalah orang Eropa kulit putih dan perempuan.

"Hasil dari ini, mengingat peserta terbatas, tidak dapat digeneralisasikan untuk populasi lain dan studi lebih lanjut diperlukan," kata Katherine Tucker, seorang profesor epidemiologi nutrisi di Universitas Massachusetts, Lowell.

Para penulis juga tidak memiliki data tentang suplementasi kalsium atau penyebab patah tulang. Selain itu, dari BMI juga sudah dapat menjelaskan temuan tersebut, kata penulis studi.

Vegan dan vegetarian cenderung memiliki BMI yang lebih rendah, dan ini telah dikaitkan dengan risiko patah tulang. Potensi meningkat karena beberapa faktor, seperti bantalan sendi yang kurang kuat saat mereka jatuh.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI