Studi: Vitamin D Memang Cegah Pengembangan Kanker, Tapi Jangan Berlebihan

Sabtu, 21 November 2020 | 11:35 WIB
Studi: Vitamin D Memang Cegah Pengembangan Kanker, Tapi Jangan Berlebihan
Ilustrasi suplemen vitamin D. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Suplemen vitamin D dapat menurunkan risiko kanker, namun tetap tak baik jika dikonsumsi berlebihan. Dalam hal ini, sebuah penelitian dari Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa mengonsumsi suplemen vitamin D dapat mengurangi risiko kanker stadium lanjut.

Melansir dari Healthshots, studi AS ini menunjukkan bahwa orang dengan BMI atau berat badan normal yang mengonsumsi vitamin D 38 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan kanker stadium lanjut.

"Temuan ini menunjukkan bahwa vitamin D dapat mengurangi risiko pengembangan kanker stadium lanjut," kata Dokter Paulette Chandler dari Brigham dan Women’s Hospital di Boston.

“Temuan kami terutama penurunan risiko yang kuat pada individu dengan berat badan normal telah memberikan informasi baru tentang hubungan antara vitamin D dan kanker stadium lanjut,” ujar Dokter Chandler.

Baca Juga: Amerika dan Singapura Tarik Obat Diabetes Metformin, Bagaimana Indonesia?

Tidak dapat disangkal bahwa vitamin D benar-benar bermanfaat bagi tubuh dan kekurangan vitamin D akan membawa konsekuensi tersendiri.

Tetapi mengonsumsi suplemen vitamin D seperti terlalu banyak atau tanpa rekomendasi dokter juga dapat menimbulkan risiko kesehatan.

Vitamin D (Pixabay/stevepb)
Vitamin D (Pixabay/stevepb)

Vitamin D sendiri bukanlah jenis vitamin yang larut dalam air, sehingga kelebihan vitamin ini tidak akan dikeluarkan dari tubuh Anda saat buang air kecil.

Sebaliknya, kondisi ini bisa menimbulkan toksisitas vitamin D yang bermanifestasi sebagai penumpukan kalsium dalam aliran darah. Akibatknya hal tersebut dapat menempatkan Anda pada risiko masalah ginjal.

Selain itu, penulis penelitian belum mengungkapkan rekomendasi klinis tentang berapa banyak vitamin D yang harus dikonsumsi seseorang untuk mengetahui manfaat anti-kanker.

Baca Juga: Pengguna Telemedicine untuk Pasien Kanker Payudara Meningkat Saat Pandemi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI