5 Panduan Aman Periksa Kehamilan di Rumah Sakit Saat Pandemi

Sabtu, 21 November 2020 | 10:35 WIB
5 Panduan Aman Periksa Kehamilan di Rumah Sakit Saat Pandemi
Ilustrasi konsultasi kehamilan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Melewati kehamilan dan harus melahirkan di tengah pandemi Covid-19 bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilewati. Untuk melakukan periksa kehamilan di rumah sakit saja, diperlukan sejumlah protokol kesehatan yang harus dipatuhi. Tak heran, karena takut tertular virus Corona, banyak ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan di rumah sakit saat pandemi. Padahal, periksa kehamilan tetap harus dilakukan untuk memantau kondisi kesehatan ibu dan calon bayi.

Nah, agar periksa kehamilan di rumah sakit tetap aman, dr. Beeleonie, BMedSc, SpOG, KFER, memberikan panduan untuk Anda, mengutip pemarannya dalam webinar yang diselenggarakan Suara.com, bekerja sama dengan Satgas Covid-19, pada Jumat (20/11/2020).

1. Ingat 3M
Mematuhi protokol kesehatan melalui 3M, yakni Mencuci tangan, Menggunakan masker, dan Menjaga jarak adalah kunci utama dalam mengendalikan penyebaran Covid-19. Jadi, saat ke rumah sakit, jangan lupakan hal ini ya.

2. Jalani skrining kesehatan di rumah sakit
Rumah sakit, kata dokter yang akrab disapa dr. Bee ini, sudah pasti menjalani metode skrining yang sangat ketat. Sehingga, pasien khususnya ibu hamil tak perlu memiliki kekhawatiran yang berlebihan.

Baca Juga: Waduh, Cuaca Panas Berdampak Pada Kesehatan Ibu Hamil dan Janin?

"Kita selalu, semua pasien yamg datang termasuk ibu hamil harus mengisi kuesioner. Apakah ada riwayat traveling ke daerah zona merah dan hitam? (sebenarnya Jakarta termasuk), ada riwayat kontak erat nggak dengan pasien yang positif, misalnya baru tahu suaminya positif sebulan lalu dan lainnya," jelasnya.

Karenanya, diharapkan pasien jujur dalam melakukan skrining awal ini, agar aman untuk diri sendiri, bayi di dalam kandungan, maupun orang lain. Skrining kesehatan awal ini sangat penting menurut dr. Bee, karena menurut penelitian, sekitar 80 persen ibu hamil dengan positif Covid-19 itu tidak bergejala. Jadi, seringkali mereka tidak mengetahui bahwa dirinya terinfeksi.

3. Melihat gejala Covid-19
Hal lainnya yang diperiksa adalah apakah pasien memiliki keluhan atau gejala Covid-19 atau tidak. Misalnya batuk, pilek, demam hingga hilangnya kemampuan mencium dan sulit merasakan rasa makanan. Menurut dr. Bee, jika ditemukan ibu hamil dengan gejala seperti yang telah disebut, pasien akan dirujuk ke poli khusus untuk skrining Covid-19, untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan, seperti swab.

4. Pelayanan kesehatan sudah melakukan pembatasan
Hal lainnya adalah, saat ini banyak rumah sakit atau pelayanan kesehatan lain yang sudah membatasi pasien untuk datang, di mana mereka tidak boleh lagi ditemani oleh orangtua, adik, kakak, hingga anak-anak. Dalam hal ini, pasien hanya boleh ditemani oleh satu pendamping.

"Kalau bisa, sekarang jadi wanita mandiri. Nggak usah ditemani juga nggak apa-apa, itu lebih baik," pungkasnya.

Baca Juga: Zaskia Sungkar Diminta Dokter Berenang, Ini 5 Tips Berenang Untuk Ibu Hamil

5. Manfaatkan fasilitas telemedicine
Saat ini, hampir semua rumah sakit sudah memiliki layanan telemedicine. Sehingga jika ada pasien yang memiliki punya keluhan ringan, seperti sulit BAB selama seminggu dan lainnya, hal ini bisa dikonsultasikan melalui telemedicine. Sehingga pasien dan dokter tidak perlu ketemu tatap muka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI