Suara.com - Penderita asma harus berhati-hati saat mengalami batuk yang berlangsung lama atau kronis, terutama jika terjadi lebih dari 8 minggu.
Penelitian menunjukkan batuk kronis pada penderita asma bisa menandakan penyakitnya sudah parah. Kondisi ini pun harus ditangani secara tepat.
Pasien asma yang alami batuk kronis lebih cenderung mengalami gejala lain. Dilansir CNN, sebuah penelitian membandingkan pasien asma dan batuk kronis dengan pasien asma yang tidak mengalaminya.
Peneliti menemukan lebih banyak gejala lain pada pasien dengan batuk kronis, termasuk:
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Sleman Meroket Lagi, 9 Kasus Baru Berasal dari Kampus UII
- Kesulitan bernapas, baik siang maupun malam
- Sesak atau nyeri dada
- Produksi lendir
- Mengi
Peneliti pun menguji fungsi paru-paru pada kedua kelompok. Penderita asma dengan batuk kronis cenderung memiliki kekuatan dan volume paru-paru yang jauh lebih buruk. Mereka juga lebih mungkin mengalami bronkitis atau pneumonia setidaknya enam kali dalam 10 tahun terakhir.
Selain itu, peneliti memeriksa sampel darah dari kedua kelompok. Orang dengan asma dan batuk kronis memiliki tingkat neutrofil, leukosit, dan fibrinogen yang lebih tinggi dalam darah mereka. Ini adalah indikator peradangan di dalam tubuh dan berhubungan dengan asma yang parah.
Berdasarkan temuan tersebut, peneliti menyimpulkan penderita asma dengan batuk kronis cenderung memiliki bentuk penyakit yang lebih parah.
Asma yang parah, sulit dikendalikan. Kondisi tersebut memerlukan pengobatan tingkat tinggi, termasuk penggunaan steroid hirup, steroid sistemik, dan obat-obatan kontrol lainnya.
Bahkan meski telah menjalani pengobatan, penderita mungkin masih mengalami gejala yang sering terjadi dan kondisi ini akan memengaruhi aktivitas sehari-hari.
Baca Juga: Terkait Belajar Tatap Muka, Satgas Covid-19 Buka Suara