1,5 Miliar Orang di Dunia Diprediksi Alami Obesitas Pada 2050

Jum'at, 20 November 2020 | 11:13 WIB
1,5 Miliar Orang di Dunia Diprediksi Alami Obesitas Pada 2050
Ilustrasi obesitas. (Sumber: https://edition.cnn.com/2015/05/01/health/pacific-islands-obesity/index.html)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gaya hidup kurang gerak atau sedentary lifestyle berisiko memicu berbagai penyakit, termasuk kelebihan berat badan atau obesitas.

Mirisnya, sebuah penelitian terbaru menunjukkan jika sebanyak empat miliar warga dunia terancam mengalami kelebihan berat badan pada 2050 mendatang.

Bahkan dari empat miliar orang yang berisiko kelebihan berat badan ini, 1,5 miliar orang di antaranya diprediksi mengalami kondisi obesitas. Mirisnya, angka ini sangat bertentangan dengan adanya 500 juta orang yang mengalami kelaparan di 2050 mendatang.

Fenomena ini terjadi lantaran di masa depan semakin banyak orang yang lebih memilih mengonsumsi makanan olahan, tinggi gula dan lemak. Apalagi pola makan hewani (daging ayam dan sapi) semakin menjadi tren di masa mendatang.

Baca Juga: Infeksi Covid-19 Kembali Buktikan Bahwa Obesitas Sangat Membahayakan Tubuh

Padahal memproduksi jenis pangan hewani bisa menghabiskan tiga perempat air tawar dunia dan sepertiga air tanah. Ditambah pola makan hewani juga menyumbang sepertiga emisi gas rumah kaca.

Penelitian ini juga menemukan, di saat banyak orang yang kelebihan berat badan, diprediksi gaya hidup boros juga membuat setengah miliar warga dunia mengalami kelaparan dan kekurangan gizi.

"Ada cukup banyak makanan di dunia, tapi orang-orang miskin di dunia tidak memiliki uang untuk membelinya, dan di negara kaya mereka justru tidak merasakan dampak ekonomi dan lingkungan akibat membuang-buang makanan," terang Peneliti Prajal Pradhan, mengutip World of Buzz, Jumat (20/11/2020).

Kajian ini dilakukan oleh para ahli dari Postdam Institute for Climate Impact Research (PIK), dengan tujuan memperingatkan warga dunia tentang kesenjangan akses makanan dan dampaknya terhadap lingkungan. Ditambah para peneliti juga mempredikasi adanya peningkatan limbah dari makanan sisa.

Penelitian dilakukan dengan cara melakukan permodelan yang memprediksi berapa banyak permintaan makanan, yang disandingkan dengan pertumbuhan populasi, penuaan, tinggi badan, indeks massa tubuh, penurunan aktivitas fisik dan peningkatan jumlah limbah makanan.

Baca Juga: Makin Cantik! Ini Rahasia Rebel Wilson Turunkan Berat Badan Hingga 20 Kg

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI