WHO Sebut Resistensi Antimikroba Jadi Ancaman Serius Kesehatan Global

Kamis, 19 November 2020 | 14:30 WIB
WHO Sebut Resistensi Antimikroba Jadi Ancaman Serius Kesehatan Global
resistensi antimikroba atau zoonosis [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Resistensi antimikroba saat ini menjadi ancaman serius kesehatan global karena dapat mengganggu pengobatan yang efektif terhadap infeksi yang disebabkan oleh mikroba yakni bakteri, parasit, virus, dan jamur.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan sudah memasukan resistensi antimikroba ke dalam 10 ancaman kesehatan global.

Lantaran, resistensi antimikroba sampai saat ini diprediksi telah mengakibatkan 700 ribu kematian dan akan bertambah mencapai 10 juta kematian secara global di tahun 2050 jika tidak ditangani serius.

“WHO telah menyatakan bahwa resistensi antimikroba merupakan satu dari 10 ancaman kesehatan global yang dihadapi oleh manusia,” ujar Perwakilan World Health Organization (WHO) di Indonesia, Benyamin Sihombing dalam pernyataannya secara virtual, Rabu (18/11/2020) kemarin.

Baca Juga: Kementan Ungkap Strategi Lawan Resistensi Antimikroba di Hewan Ternak

Menurutnya, resistensi antimikroba juga menimbulkan dampak yang signifikan ke berbagai sektor, mulai dari sisi perekonomian dan sistem kesehatan pada masyarakat di setiap suatu negara.  

"Selain kematian dan disabilitas, penyakit yang berkepanjangan karena resistensi obat juga dapat mengakibatkan masa perawatan di rumah sakit menjadi lebih lama, kebutuhan perawatan medis yang lebih mahal, dan masalah-masalah finansial lainnya," jelas Benyamin.

Lebih lanjut, dia kembali menekankan bahwa resistensi antimikroba atau antibiotik ini termasuk masalah serius yang dihadapi dunia.

Bakteri yang kebal terhadap berbagai jenis antibiotik disebut Superbugs. Orang yang terinfeksi Superbugs pun sangat sulit disembuhkan. Beberapa kasus berakhir menyebabkan cacat permanen, bahkan kematian.

Penyakit infeksi bakteri, seperti pneumonia, TBC, gonorrhoea, salmonellosis, dan keracunan darah dari tahun ke tahun semakin sulit diobati dengan antibiotik.

Baca Juga: WHO Luncurkan Strategi Eliminasi Kanker Servisk, Seperti Apa?

Setiap tahunnya kurang lebih 25 ribu nyawa melayang di Eropa, 23 ribu nyawa melayang di Amerika Serikat, 38 ribu nyawa melayang di Thailand, dan 58 ribu nyawa bayi melayang di India. Semua itu akibat terinfeksi Superbugs.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI