Suara.com - Sejak tahun 1880, masyarakat dunia berkutat dengan penyakit malaria. Dan nyaris 1,5 abad lamanya malaria masih saja terjadi dan membuat peneliti terus bekerja keras menyudahi wabah ini.
Salah satu penelitian baru menunjukkan jika anak-anak yang terinfeksi malaria bisa menjadi carrier atau penyebar super yang menularkan parasit ini ke banyak nyamuk yang menghisap darah anak tersebut.
Fenomena ini bisa terjadi, meskipun anak tersebut tidak menunjukkan gejala apapun. Penelitian ini membuktikan jika malaria ditularkan dari manusia ke nyamuk, dan kembali lagi ke manusia saat nyamuk tersebut menghisap darah manusia lainnya.
Penelitian yang dipublikasi pada Rabu, 18 November 2020, dalam pertemuan tahunan American Society of Tropical Medicine and Hygiene (ASTMH) ini menemukan beberapa anak kecil yang terinfeksi malaria bisa menularkan parasit ini ke sekumpulan nyamuk, yang kemudian menularkan ke orang lain, demikian seperti mengutip Live Science, Kamis (19/11/2020).
Baca Juga: Musim Hujan, Waspada Ancaman Hewan Pembunuh Nomor Satu di Dunia
Penelitian yang dilakukan di Uganda ini menyimpulkan jika anak tanpa gejala malaria berusia 5 hingga 15 tahun jadi sumber infeksi utama pada nyamuk yang diteliti.
Dalam uji cobanya, peneliti memberikan nyamuk sampel darah orang yang terinfeksi. Setelah dibiarkan beberapa saat dan ditelusuri, lebih dari 60 persen nyamuk terinfeksi dari empat anak dengan malaria tanpa gejala. Dua anak usia sekolah, dan dua anak lainnya berusia 3 hingga 4 tahun.
Dari penelitian ini kemudian disimpulkan bahwa untuk mencegah kasus malaria meningkat, maka perlu dilakukan pengendalian dengan mentargetkan pengobatan, skrining, dan vaksin kepada anak usia sekolah.