WHO Luncurkan Strategi Eliminasi Kanker Servisk, Seperti Apa?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Rabu, 18 November 2020 | 23:31 WIB
WHO Luncurkan Strategi Eliminasi Kanker Servisk, Seperti Apa?
Human Papiloma Virus (HPV), virus penyebab kanker serviks. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mengumumkan strategi global untuk mempercepat penghentian kanker serviks.

Strategi tersebut mengikuti seruan untuk bertindak pada tahun 2018 dari Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus dan melibatkan 194 negara yang bekerja sama untuk mengakhiri kanker yang dapat dicegah.

Pada tahun 2030, strategi tersebut bertujuan untuk menjangkau 90 persen cakupan vaksinasi human papillomavirus (HPV) (jenis HPV risiko tinggi tertentu dapat menyebabkan kanker serviks), cakupan skrining 70 persen dan akses ke perawatan terkait 90 persen di semua negara.

"Setiap tahun, kami kehilangan lebih dari 300.000 perempuan karena penyakit yang hampir seluruhnya dapat dicegah dan berpotensi dapat disembuhkan jika didiagnosis lebih awal," kata Ghebreyesus pada peluncuran virtual. “Kami memiliki alat untuk membuat sejarah kanker serviks.”

Baca Juga: Dirjen WHO Minta Masyarakat Tak Puas Diri Dengan Situasi Pandemi Covid-19

Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Shutterstock)
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Shutterstock)

“Ini momen bersejarah bagi kesehatan global,” lanjutnya. "Ini menandai pertama kalinya dunia berkomitmen untuk memberantas kanker."

WHO merilis video perempuan di seluruh dunia berbagi kesaksian tentang diagnosis dan pertempuran kanker serviks mereka.

"Saya sangat terkejut ketika hasil ini positif karena saya tidak kesakitan, atau saya tidak mengalami gejala apapun," kata Sally Kwenda dari Nairobi, Kenya, dalam video tersebut.

DIa menambahkan bahwa suaminya meninggalkannya setelah dia mengalami histerektomi atau prosedur untuk mengangkat seluruh atau sebagian rahim. Perempuan lain mengaku berpikiran untuk bunuh diri di tengah perjuangannya melawan kanker serviks.

“Jika Anda diskrining lebih awal, ini adalah penyakit yang dapat dicegah dan disembuhkan,” lanjut Kwenda.

Baca Juga: 65 Pegawai Positif Covid-19, WHO Investigasi Klaster di Kantor Jenewa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI