"Kami sudah dapat info dari Brasil bahwa mereka tidak bisa memberikan, Sinovac juga tidak bisa memberikan sehingga datanya tidak lengkap," kata dia.
"Berdasarkan standar yang ada, tentu tidak mungkin kami bisa berikan EUA pada minggu ketiga Desember 2020," ujar Penny.
BPOM juga telah mengirim tim inspeksi ke tempat produksi vaksin Sinovac di Beijing, China untuk mengecek mutu vaksin.
Meski mutu vaksin dinyatakan baik, BPOM masih membutuhkan data keamanan dan efikasi yang hanya bisa didapat lewat tahap uji klinis fase ketiga.
Pada awal November lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa program vaksinasi akan dimulai pada pekan ketiga Desember 2020 dengan bermodal EUA dari BPOM.
Secara umum, pemerintah sendiri menargetkan 107 juta orang Indonesia berusia 18-59 tahun untuk divaksin Covid-19 agar terbentuk kekebalan komunitas.
Sebanyak 32 juta di antaranya masuk ke dalam program vaksinasi prioritas gratis dari pemerintah, yang terdiri dari tenaga kesehatan, pelayan publik dan peserta BPJS yang tidak mampu.
BPOM menuturkan ada opsi lain yang mungkin digunakan untuk mempercepat vaksinasi kepada kelompok prioritas, yakni compassionate use.
Compassionate use merupakan suatu penggunaan obat atau vaksin yang masih dalam pengembangan, tapi sudah memiliki cukup data terkait mutu dan keamanan, namun belum terlihat efikasinya.
Baca Juga: Puskesmas Gelar Simulasi Vaksin, Jokowi: Saya Mampir, Tinggal Dekat Sini
"Compassionate use bisa diberikan dengan permintaan dari kementerian atau fasilitas kesehatan untuk perluasan akses vaksin yang masih diuji untuk kepentingan restricted. Jadi untuk kepentingan-kepentingan tertentu," jelas Penny.