5 Pertanyaan yang Belum Terjawab dari Vaksin Covid-19 Pfizer & Moderna

Rabu, 18 November 2020 | 09:00 WIB
5 Pertanyaan yang Belum Terjawab dari Vaksin Covid-19 Pfizer & Moderna
Ilustrasi Vaksin Covid-19 (getty image)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dua perusahaan telah merilis laporan uji klinis kandidat vaksin Covid-19 Fase 3, yaitu Pfizer dan Moderna. Keduanya melaporkan produk mereka terbukti efektif mencegah virus corona Covid-19.

Perusahaan farmasi Pfizer mengumumkan pekan lalu bahwa vaksin mereka lebih dari 90% efektif, dan perusahaan bioteknologi Moderna mengungkapkan vaksin mereka 94,5% manjur pada Senin (16/11/2020) kemarin.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan hal ini sebagai inovasi ilmiah yang belum pernah terjadi sebelumnya, sementara pakar penyakit menular AS mengatakan tingkat kemanjuran kedua vaksin luar biasa.

Tetapi para ilmuwan mengatakan bahwa berita tersebut juga disertai dengan banyak peringatan.

Baca Juga: Vaksin Siap Diluncurkan, Pfizer Mulai Program Percontohan Imunisasi di AS

Moderna memang telah merilis informasi yang lebih rinci daripada Pfizer, namun mereka berdua sama-sama belum mempublikasikan hasil uji coba.

Ilustrasi vaksin Covid-19. [Pearson0612/Pixabay]
Ilustrasi vaksin Covid-19. [Pearson0612/Pixabay]

Dilansir Business Insider, berikut beberapa pertanyaan yang belum terjawab mengenai vaksin Covid-19.

1. Apakah vaksin melindungi dari Covid-19 ringan dan berat?

Baik Pfizer dan Moderna hanya melakukan tes Covid-19 pada mereka yang bergejala. Jadi tidak diketahui apakah vaksin melindungi dari infeksi tanpa gejala.

Maria Elena Bottazzi, wakil direktur Pusat Pengembangan Vaksin Rumah Sakit Anak Texas, mengatakan kedua vaksin tersebut belum diketahui apakah dapat mengurangi risiko kasus Covid-19 parah, rawat inap, atau kematian.

Baca Juga: Moderna dan Pfizer Gunakan Teknologi Sama dalam Pembuatan Vaksin Covid-19

2. Bisakah vaksin menghentikan penularan virus?

Meski Pfizer tampaknya menurunkan risiko tertular gejala Covid-19, kita belum tahu apakah itu menurunkan risiko penyebaran penyakit.

"Saat Anda mendapatkan vaksin, bukan berarti Anda akan melepas masker. Itu tidak akan terjadi. Saya harap orang tidak berpikir vaksin akan menjadi solusi ajaib untuk semua," ujar Bottazzi.

3. Berapa lama vaksin akan melindungi dari virus corona?

Kita belum tahu apakah vaksin akan memberikan kekebalan jangka panjang selama bertahun-tahun atau tidak.

"Apakah ini akan melindungi beberapa bulan, seperti vaksin flu? Apakah menjadi seperti campak atau cacar yang memberi kekebalan seumur hidup?," ujar Gregory Poland, direktur kelompok penelitian vaksin Mayo Clinic dalam Wall Street Journal.

WHO menyebut vaksin covid 19 masih belum tersedia luas pada pertengahan tahun 2021.
Ilustrasi vaksin Covid-19 (Antara)

4. Apa artinya untuk kandidat vaksin lain?

Semua vaksin potensial dirancang dengan menargetkan bagian yang sama dari vaksin virus corona, yaitu protein lonjakan yang memungkinkan patogen ini menempel dan menyerang sel.

Sebenarnya, masih banyak pilihan vaksin (seperti AstraZeneca dan Johnson & Johnson) yang dapat membantu mempercepat ketersediaan vaksin bagi masyarakat umum.

Pfizer berharap dapat memproduksi 50 juta dosis pada akhir tahun ini, dan Moderna 20 juta dosis.

5. Sebenarnya, seberapa aman kedua vaksin ini?

Pfizer tidak melaporkan masalah keamanan yang serius dalam siaran pers mereka. Tetapi perusahaan sedang dalam proses mengumpulkan data keselamatan selama dua bulan untuk diserahkan ke BPOM AS (FDA).

Namun, tidak ada yang akan mengetahui potensi efek samping jangka panjang untuk sementara waktu.

Di sisi lain, Moderna telah melaporkan beberapa data awal tentang efek samping vaksinnya yang signifikan tetapi tidak mengancam nyawa, sebab kebanyakan ringan.

Moderna mengatakan gejalanya terjadi dalam jangka pendek, tetapi data spesifik belum dirilis dan akan penting untuk memahami tingkat keparahan dan durasi kemungkinan efek samping.

Seperti Pfizer, kemungkinan efek samping jangka panjang tidak diketahui, dan perlu waktu lama untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menilai apakah efek sampingnya akan menjadi masalah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI