Suara.com - Nafas, aplikasi kualitas udara lokal, merilis data adanya risiko kesehatan saat berolahraga di luar ruangan atau outdoor pukul 04.00 hingga 09.00 WIB berdasarkan Polusi Particulate Matter (PM 2,5), terutama di wilayah DKI Jakarta, Tangerang, Tangerang Selatan, Depok, Bekasi.
"Melihat adanya tren olahraga outdoor yang semakin marak, kami mencoba untuk mengamati data kualitas udara di Jabodetabek yang diharapkan bisa menjadi penentu keselamatan saat berolahraga," tutur Piotr Jakubowski, Co-founder & Chief Growth Officer Nafas.
Mereka menemukan, banyak lokasi yang memiliki tingkat PM2.5 melebihi 100 (ambang batas aman).
Dari lima wilayah yang dipantau selama 30 hari pada Agutus 2020, kota dengan pembacaan PM2,5 rata-rata rendah adalah Bogor dan Jakarta Pusat.
Baca Juga: Bagaimana Cara Membersihkan Udara dalam Rumah?
Sebaliknya, dua daerah yang paling memprihatinkan adalah Tangerang Selatan dan Bekasi, yang memiliki kualitas udara lima hari tidak layak untuk berjalan di luar selama lebih dari 30 menit.
Berdasarkan rilis berita yang diterima Suara.com, sampel tersebut diambil dari 46 sensor kualitas udara di wilayah Jabodetabek pada eksposur selama olahraga pagi, yakni pukul 05.00 hingga 09.00 WIB.
Namun, mereka juga menemukan bahwa rata-rata kualitas udara pada Jumat pagi di sebagian besar lokasi di Jabodetabek lebih baik dari hari-hari lainnya.
Untuk wilayah Jakarta Pusat dan Tangerang, Kamis pagi adalah waktu yang memiliki kualitas udara terbaik selama seminggu. Beberapa hari dengan kualitas udara terburuk adalah Minggu, Selasa, dan Rabu, tergantung pada lokasinya.
Di wilayah Tangerang, Tangerang Selatan, Jakarta Selatan dan Bogor, Minggu menjadi hari dengan polusi tertinggi.
Baca Juga: Waduh, Udara Beracun Hantui Penduduk India Pasca Festival Diwali
Tingginya tingkat polusi ini pun berpengaruh pada efektivitas lamanya berolahraga yang disarankan. Semakin tinggi tingkat PM2.5 (melebihi 100), maka semakin singkat waktu olahraga yang disarankan.