Suara.com - Penyakit diabetes dapat menyebabkan komplikasi yang memengaruhi kualitas hidup, hingga berisiko meningkatkan angka kematian saat seseorang terinfeksi Covid-19.
Ketua PERSADIA Nasional Periode 2017-2020 dan konsultan endokrin metabolik RS DR. Soetomo Surabaya Prof. Dr. dr. Agung Pranoto, M. Kes., SpPD., K-EMD., FINASIM mengatakan, penanganan diabetes mengalami hambatan signifikan akibat pandemi Covid-19.
"Orang lanjut usia dan orang dengan diabetes sebagai penyakit penyerta lebih rentan mengalami pelemahan kondisi bila terinfeksi virus Covid-19,” ujar Agung dalam pernyataannya seperti dalam siaran pers yang diterima Suara.com, Selasa (17/11/2020).
Menurutnya, penderita diabetes atau diabetesi yang terinfeksi Covid-19 lebih sulit diobati karena fluktuasi level gula darah dan kemungkinan hadirnya komplikasi diabetes. Itu terjadi karena sistem imunitas tubuh diabetesi telah terpengaruh, menjadikannya lebih sulit melawan virus.
Baca Juga: Waspada! Ketahui 3 Penyakit Penyumbang Kematian Terbanyak di Indonesia
Sementara itu, Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik dari RSUP dr. Sardjito Yogyakarta, dr. R. Bowo Pramono, Sp.PD-KEMD (K), FINASIM menambahkan bahwa kasus diabetes di Indonesia memang terus mengalami peningkatan.
Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF), Indonesia berstatus waspada diabetes karena menempati urutan ketujuh dari 10 negara dengan jumlah pasien diabetes tertinggi.
Prevalensi pasien pengidap diabetes di Indonesia mencapai 6,2 persen, yang artinya ada lebih dari 10,8 juta orang menderita diabetes per tahun 2020.
“Diabetes yang terdeteksi ini kan baru jumlah kecil, di masyarakat itu sebenarnya jumlahnya bisa 2-3 kali lipat. Jika mereka bisa kita ajak mengikuti edukasi, kita bisa lebih mampu mencegah risiko komplikasi diabetes,” beber Bowo.
Sehingga, kata dia, saat ini yang diperlukan adalah menekan angka prediabetesnya. Prediabetes merupakan suatu istilah untuk menggambarkan glukosa darah di atas normal tetapi belum memenuhi kriteria diabetes.
Baca Juga: Curiga Anak atau Remaja Kena Diabetes? Coba Kenali Gejalanya
“Kita harus mengintervensi prediabetes, karena jika sudah masuk ke fase diabetes maka akan membutuhkan biaya yang mahal akibat dari penyakit komplikasinya yang banyak. Jadi lebih baik kita mengintervensi prediabetesnya,” jelasnya.
Lebih lanjut, Bowo menambahkan dalam mencegah penyakit berbahaya ini masyarakat perlu mengetahui empat pilar manajemen diabetes yang menjadi kunci agar diabetesi dapat mengontrol gula darah dengan baik dan terhindar dari risiko komplikasi akibat diabetes.
Pertama, diabetesi harus menjaga pola makan seimbang berupa asupan nutrisi diabetes yang tepat dengan kalori terukur, seperti mengandung karbohidrat baik yang memiliki indeks glikemik rendah, tinggi serat, vitamin, dan mineral untuk membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil, memberikan ketersediaan energi lebih lama, dan memberi rasa kenyang lebih lama.
Kedua, aktivitas fisik untuk dapat menjaga kebugaran tubuh serta terhindar dari berbagai penyakit. Diabetesi perlu memilih olahraga yang bersifat aerobik, seperti jalan cepat, jogging, bersepeda, dan berenang.
Ketiga, pastikan minum obat sesuai anjuran dokter untuk mengontrol kadar glukosa darah. Namun, mengonsumsi obat harus dalam pengawasan dan atas resep dokter.
Keempat, perlu edukasi kepada masyarakat mengenai diabetes. Selanjutnya, juga menekankan peran penting keluarga dalam mendukung diabetesi
“Anggota keluarga atau caregiver berperan membantu diabetesi agar menerapkan pola hidup sehat dan mengelola kadar gula darah agar terkontrol dengan baik. Anggota keluarga dapat mengajak atau menemani diabetesi berolahraga di masa pandemi ini dan mengikuti saran dokter,” tutur dia.