Suara.com - Pandemi virus corona kembali menyorot masalah obesitas, menunjukkan bahwa obesitas bukan lagi kondisi yang merugikan dalam jangka panjang, tetapi dampaknya pun sangat merusak pengidapnya.
Dalam laporan terbaru, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengatakan sebanyak 73% pasien Covid-19 adalah orang obesitas.
Awalnya dokter meyakini bahwa obesitas hanya meningkatkan risiko Covid-19 parah dan kematian, bukan peluang untuk terinfeksi.
Sekarang analisis yang lebih baru menunjukkan obesitas juga membuat seseorang rentan terhadap penularan virus corona. Hal ini menjadi sangat jelas bahwa orang obesitas menghadapi bahaya yang nyata.
Dilansir Live Science, obesitas dikaitkan dengan setidaknya 236 diagnosis medis, termasuk 13 jenis kanker. Obesitas juga dapat mengurangi usia seseorang hingga 8 tahun.

Bagaimana obesitas menyebabkan Covid-19 parah, bahkan hingga kematian?
Catherine Varney, dokter pengobatan keluarga di Gordonville, Virginia, menjelaskan dari bagian fungsi dari jaringan adiposa, penyimpan lemak.
"Selama bertahun-tahun, para ilmuwan telah mempelajari jaringan adiposa sendiri berbahaya. Ini melepaskan banyak hormon dan molekul yang menyebabkan keadaan peradangan kronis pada pasien dengan obesitas," sambungnya.
Ketika tubuh dalam keadaan peradangan tingkat rendah yang konstan, tubuh melepaskan sitokin, protein yang melawan peradangan. Protein ini menjaga tubuh tetap waspada dan siap melawan penyakit.
Baca Juga: WHO Tegaskan Vaksin Tak Akan Hentikan Pandemi Virus Corona
Namun ketika sitokin ini dilepaskan secara kronis, ketidakseimbangan dapat terjadi yang justru menyebabkan cedera di dalam tubuh.