Suara.com - Jumlah pasien virus corona Covid-19 yang menghuni Wisma Atlet mengalami peningkatan setinggi 21 persen akibat libur panjang dalam kurun waktu seminggu. Hal ini disampaikan oleh Mayjen TNI Dr. dr. Tugas Ratmono Koordinator RSD Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran dalam konferensi pers virtual, Minggu (15/11/2020).
"Jumlah pasien Wisma Atlet tower 6 dan 7 sekarang ini capai 53,8 persen yang mengalami peningkatan jika dibandingkan sebelum libur panjang yang hanya 32 persen," jelas Tugas Ratmono.
Hal serupa juga disampaikan oleh dr. Efriadi, seorang spesialis paru yang juga menjadi tenaga kesehatan di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Jakarta selama lebih dari 7 bulan, tepatnya sejak April 2020.
Efriadi yang berbalut alat pelindung diri lengkap selama konferensi pers virtual, menyampaikan harus meninggalkan keluarganya di Sumatera untuk mengabdikan diri membantu pasien Covid-19.
Baca Juga: Masker Bisa Picu Alergi Kulit, Ini Jenis Masker yang Aman Dipakai!
Ia juga mengatakan sebenarnya kasus virus corona Covid-19 di Indonesia sebelum Oktober - November 2020 ini sudah mengalami banyak penurunan.
Tapi, kasus virus corona kembali meningkat setelah liburan panjang. Efriadi pun mengatakan peningkatan ini cukup menyulitkan para tenaga kesehatan dan ia berharap masyarakat lebih patuh protokol kesehatan.
"(Peningkatan) ini menyulitkan kita yang bekerja. Saya berharap masyarakat kita mampu menerapkan protokol kesehatan. Jangan sampai kita mengikuti acara tidak penting dan berkerumun yang bisa meningkatkan angka penularan," ujarnya.
Pihaknya berulang kali menegaskan masyarakat untuk menghindari kegiatan yang tidak penting dan saling mengingatkan sesama masyarakat.
Sebab, Efriadi juga berharap pandemi virus corona ini segera berakhir dan semua orang bisa kembali beraktivitas normal.
Baca Juga: Kenapa Harus Pakai Masker Usai Sembuh dari Virus Corona? Ini Alasannya!
Tak terkecuali para tenaga kesehatan lain yang harus berpisah dengan keluarganya selama berbulan-bulan. Efriadi berharap para nakes yang bertugas dan semua orang selamat dari virus corona.
"Karena kita nakes ini semuanya punya keluarga dan kami berharap bisa kembali beraktivitas dengan keluarga. Sehingga kita bisa selamat dari pandemi ini," ujarnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh dr. Doni Lukas, yang menegaskan bahwa masyarakat justru berada di posisi garda terdepan melawan virus corona Covid-19. Sehingga ia berharap masyarakat mematuhi 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
"Kami semua tenaga kesehatan di sini adalah garda terakhir. Garda terdepan adalah masyarakat semua. Jadi, patuhi protokol kesehatan dan 3M itu penting," ujarnya.
Doni Lukas juga melarang masyarakat berkerumun yang bisa meningkatakn risiko penularan virus corona. Sehingga usaha para nakes sebagai garda terakhir melawan virus corona tidak sia-sia.
"Jangan sia-siakan pengorbanan kita tenaga kesehatan di sini dengan tidak menjauhi kerumunan atau mengadakan acara-acara yang tidak perlu. Karena itu, sangat menyusahkan kami," tegasnya.