Suara.com - Udara beracun mengancam warga India bagian Utara, setelah perayaan festival Diwali yang berlangsung hari ini, Minggu (15/11/2020) kembali menggunakan petasan.
Dilansir ANTARA, asap pekat mengambang di kota New Delhi, kota dengan tingkat polusia sembilan kali lipat di atas ambang batas aman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Kepala Menteri di wilayah Ibu Kota Delhi, Arvind Kejriwal, sebelumnya telah melarang penjualan dan penggunaan petasan menjelang hari perayaan tersebut, namun kebijakan tersebut sulit diberlakukan.
Masyarakat di ibu kota membakar petasan dalam jumlah besar demi merayakan festival ini dengan meriah, sejak Sabtu (14/11) hingga Minggu dini hari.
Baca Juga: Sadis, Pria Ini Sobek Perut Istri untuk Melihat Jenis Kelamin Bayinya
Polusi udara di New Delhi biasanya memburuk pada Oktober dan November karena dua bulan ini merupakan masa pembakaran limbah pertanian yang ditambah dengan asap buangan pembangkit listrik tenaga batu bara dari wilayah sekitar, gas buang kendaraan, serta kurangnya angin.
Belum lagi, wabah Covid-19 yang terus terjadi, dengan lebih dari 400.000 kasus terkonfirmasi di New Delhi saja, juga menambah risiko kesehatan yang disebabkan oleh asap polusi--dan dokter memperingatkan mengenai peningkatan tajam kasus gangguan pernapasan.
Menurut data pemerintah yang dianalisis oleh Reuters, kota-kota di sejumlah negara bagian di India, termasuk Punjab, Uttar Pradesh, Haryana, Bihar, serta New Delhi, mempunyai tingkat polusi udara yang lebih parah setelah Diwali tahun ini dibandingkan tahun lalu.
Indeks kualitas udara rata-rata yang diukur di lokasi berbeda di kota-kota utama beberapa negara bagian tersebut juga menunjukkan peningkatan, lebih tinggi dari pada tahun lalu, berdasarkan data Central Pollution Control Board.
Sejumlah tokoh Hindu, melalui cuitan di Twitter, mencela aktivis dan pesohor yang mempromosikan larangan penggunaan petasan dengan menyebut hal itu sebagai serangan terhadap kebebasan mereka dalam beragama.
Baca Juga: 10 Makanan yang Kerap Disajikan Saat Festival Diwali India
"Apakah kalian menyadari bagaimana seluruh India, semuanya berdiri menentang pelarangan petasan? Hal ini layaknya wujud seruan perang bagi kebebasan Hindu," tulis Tarun Vijay, pemimpin senior di Partai Bharatiya Janata--yang menaungi Perdana Menteri Narendra Modi.