Suara.com - Usia menarche atau menstruasi pertama kali pada perempuan, semakin lama semakin muda. Padahal menstruasi dapat memberikan beberapa perubahan dan dampak psikoligis pada anak.
Jika sebelumnya menarche dialami oleh remaja perempuan berumur 11-14 tahun, saat ini, sebuah penelitian menemukan bahwa anak perempuan mengalami menstruasi pertama kali di umur 9-11 tahun.
"Masa pubertas, termasuk menarche di dalamnya memiliki banyak dampak psikis terutama pada anak yang baru pertama kali mengalami. Mulai dari perubahan emosi dan mental maupun perubahan perilaku. Semua perubahan ini berhubungan erat dengan hormon", ujar Psikolog Anak Devi Sani, M. Psi dalam acara peluncuran virtual website Charm Girls’ Talk beberapa waktu lalu.
Beberapa perubahan terkait emosi dan mental pun bisa jelas terlihat saat remaja mulai memasuki masa pubertas, khususnya menarche.
Baca Juga: Coba Konsumsi, Pisang dan 3 Buah Ini Dapat Redakan Kram Menstruasi Lho!
Devi menjelaskan, diantaranya adalah bergesernya dependensi dari orangtua menjadi depedensi pada opini teman, adanya perubahan hormonal membuat remaja jadi lebih self-conscious, merasa
ingin merasa "belong" ke sebuah kelompok, tetapi juga ingin dipandang sebagai individu yang unik.
"Jadi mereka lebih mendengar opini teman. Self-conscious meningkat, seperti saat berjerawat malu masuk sekolah. Ingin dipandang sebagai individu yang unik, misalnya gaya berpakaian yang berciri khas," jelasnya.
Selain itu, Devi juga menjelaskan, bahwa mereka makin ahli dalam menggunakan logika dan solusi untuk diri sendiri, mereka juga memiliki keinginan kuat untuk independen, meski tetap ada area di mana mereka membutuhkan bantuan orangtua.
Lainnya adalah perubahan perilaku di mana mereka mulai sangat peduli dengan penampilannya, lebih memilih hal-hal dengan resiko lebih besar, selalu termotivasi oleh penerimaan teman dan jam tidur juga berubah, misalnya menjadi lebih malam.
Remaja Putri Tak Mendapat Pendampingan Terkait Menarche
Baca Juga: Bolehkah Pap Smear DIiakukan Saat Menstruasi, Ini Jawabannya
Sayangnya, di antara semua perubahan yang terjadi, terkait pubertas maupun menarche, ditemukan bahwa satu dari lima remaja putri Indonesia tidak mendapatkan informasi maupun pendampingan yang tetap mengenai menstruasi sebelum mereka mendapatkan menstruasi pertama.
Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia tahun 2019, 65 persen orangtua Indonesia tidak membicarakan tentang menstruasi ke anak, dan 45 persen orangtua Indonesia juga menganggap pembicaraan tentang menstruasi penting untuk dilakukan ke anak.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) yang turut berpartisipasi dalam peluncuran website menyampaikan, bahwa menstruasi perlu dikomunikasikan dan diedukasi dengan baik, dari mulai siklus-nya, hingga mitos yang berkaitan dengan menstruasi.
"Di masa sebelumnya, saya menyesali bahwa menstruasi tidak banyak diedukasi dengan mapan, padahal sebenarnya hal ini perlu dipahami dan mudah untuk dipahami," kata dia.
Lebih lanjut dr. Hasto menjelaskan, di mana berdasarkan pengalamannya, banyak perempuan yang pada akhirnya mengalami masalah berkaitan dengan reproduksi di waktu yang terlambat, karena mereka tidak memiliki pemahaman sejak dini.
Inilah kata dia, yang membuat anak dan perempuan remaja harus mengerti tentang reproduksi dan menstruasi sedini mungkin, karena memiliki kaitan
dengan masalah reproduksi lainnya.
Inilah yang membuat merk pembalut, Charm meluncurkan Website “Charm Girl’s Talk” Edukasi Menstruasi Untuk Anak. Dengan memberikan konten edukatif yang dapat diandalkan, Charm Girls’ Talk juga memiliki fitur games, dan UI/UX yang mudah digunakan, sehingga anak tidak merasa bosan dalam mempelajari menstruasi.
Selain itu, pada interface website, terdapat pilihan orangtua atau anak, jadi website ini bisa menjadi konten edukasi untuk orangtua yang ingin belajar, sehingga dapat mengajarkan menstruasi untuk anaknya. DINDA