Suara.com - Diabetes meningkatkan hampir dua kali risiko kematian akibat penyakit jantung, stroke, hingga gagal jantung. Banyak penelitian terdahulu yang menyebutkan penurunan berat badan bisa menurunkan risiko ini. Namun, studi baru menyebutkan bahwa menurunkan berat badan saja tak cukup karena perlu konsetrasi pada bagian tubuh tertentu.
Melansir dari Medical News Today, peneliti di University of Texas Southwestern Medical Center (UTSW) di Dallas menganalisis data dari studi Look AHEAD. Studi ini telah diterbitkan pada jurnal Circulation.
Peneliti menyelidiki penurunan berat badan karena intervensi gaya hidup intensif yang terdiri dari makan sehat dan peningkatan aktivitas fisik versus dukungan dan pendidikan saja pada diabetisi tipe 2.
Para peneliti memilih 5.103 orang dari studi Look AHEAD yang tidak mengalami gagal jantung pada awal studi. Selama 12 tahun masa percobaan, 257 peserta penelitian dirawat di rumah sakit untuk pengobatan gagal jantung.
Baca Juga: Polisi Sebut Madu Palsu Mengandung Molase, Apa Efeknya pada Tubuh?
Hasil studi menunjukkan bahwa orang dewasa dalam studi yang mengalami penurunan berat badan cenderung tidak mengalami gagal jantung jika mereka menurunkan massa lemak dan lingkar pinggang. Namun, kehilangan massa otot tidak mengubah risikonya.
Para peneliti mencatat bahwa meskipun risiko gagal jantung menurun pada mereka yang kehilangan lemak tubuh dan mengurangi lingkar pinggang mereka, data penelitian menunjukkan tidak ada penurunan yang signifikan dalam risiko serangan jantung.
Data menunjukkan bahwa pengurangan massa lemak tubuh sebesar 10 persen menghasilkan risiko gagal jantung 22 persen lebih rendah.
"Studi kami menunjukkan bahwa menurunkan berat badan saja tidak cukup. Kami mungkin perlu memprioritaskan kehilangan lemak untuk benar-benar mengurangi risiko gagal jantung," kata Dr. Kershaw Patel, seorang ahli jantung di Rumah Sakit Metodis Houston di Texas
Baca Juga: Mau Turunkan Risiko Diabetes? Coba Pangkas Berat Badan 4 Pon Saja