Ilmuwan Brasil: Penangguhan Uji Klinis Tak Pengaruhi Riset Vaksin Sinovac

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 13 November 2020 | 18:06 WIB
Ilmuwan Brasil: Penangguhan Uji Klinis Tak Pengaruhi Riset Vaksin Sinovac
Ilustrasi vaksin COVID-19. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penangguhan uji klinis vaksin Covid-19 buatan Sinovac di Brasil disebut ilmuwan tidak akan memengaruhi hasil penelitian.

Dilansir ANTARA, Kepala lembaga riset biomedis Butantan, Dimas Covas, mengatakan penelitian tetap berlanjut.

Diketahui, uji klinis dihentikan pada Senin malam setelah adanya kematian seorang partisipan, yang didaftarkan di Sao Paulo sebagai bunuh diri.

Keputusan badan regulator, Anvisa, untuk menghentikan uji klinis tersebut, satu dari tiga riset uji tahap akhir berskala besar Sinovac, dikritik penyelenggara pengujian.

Baca Juga: Pakar Sebut Vaksin Sinovac 90 Persen Efektif Untuk Atasi Covid-19

Mereka berpendapat bahwa langkah tersebut mengejutkan dan tidak perlu menghentikan riset tersebut sebab kematian itu tidak terkait dengan vaksin.

Pada Rabu Anvisa mengatakan uji klinis dilanjutkan.

Covas mengatakan kepada wartawan bahwa kepercayaan Butantan pada Anvisa tidak surut dengan insiden tersebut, meski ia menyebutkan hubungan antar keduanya perlu ditingkatkan.

"Kami masih memiliki banyak pengajuan di Anvisa dan hubungan ini musti dipererat," kata Covas.

"Kami tidak bisa berkomunikasi dengan Anvisa melalui siaran pers. Kami berharap akan ada transparansi penuh di kedua pihak," tambahnya, merujuk pada cara Butantan mengetahui keputusan penangguhan uji klinis.

Baca Juga: Dinyatakan Efektif 90 Persen, Relawan Vaksin Pfizer Alami Mabuk dan Pusing

Presiden Brasil Jair Bolsonaro, yang merupakan kritikus lama China dan tanpa dasar menolak vaksin Sinovac, memuji penangguhan tersebut sebagai kemenangan pribadi.

Namun, Bolsonaro pada Rabu menegaskan bahwa pemerintahannya akan membeli vaksin apa pun yang disetujui Anvisa dan Kementerian Kesehatan, yang akhirnya bakal mencakup vaksin buatan Sinovac. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI