Studi: Vape Tingkatkan Risiko Masalah Pernapasan Sampai 40 Persen

Jum'at, 13 November 2020 | 16:30 WIB
Studi: Vape Tingkatkan Risiko Masalah Pernapasan Sampai 40 Persen
Vape, Salah Satu Produk Tembakau Alternatif. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dipasarkan sebagai alternatif rokok, vape nyatanya juga memiliki risiko yang hampir sama dengan rokok. Sebuah studi baru menyatakan bahwa penggunaan vape meningkatkan masalah pernapasan hingga 40 persen.

Melansir dari Medicalxpress, studi  ini disusun oleh para peneliti dari Boston University School of Public Health (BUSPH) dan School of Medicine (BUSM).

Diterbitkan di JAMA Network Open, studi tersebut menemukan bahwa peserta yang pernah menggunakan vape atau rokok elektrik di masa lalu memiliki kemungkinan 21 persen lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit pernapasan. Sementara mereka yang masih menjadi pengguna vape memiliki peningkatan risiko sebesar 43 persen.

"Dalam beberapa tahun terakhir kami telah melihat peningkatan dramatis dalam penggunaan rokok elektrik di kalangan remaja dan dewasa muda yang mengancam," kata kata penulis terkait Dr. Andrew Stokes, asisten profesor kesehatan global di BUSPH.

Baca Juga: Peneliti Indonesia Dorong Pemerintah Tetapkan Regulasi Rokok Elektrik

"Bukti baru ini juga menunjukkan bahwa kita mungkin melihat peningkatan penyakit pernapasan remaja dan dewasa muda termasuk asma, COPD, dan kondisi pernapasan lainnya," imbuhnya.

Ilustrasi vape
Ilustrasi vape

Secara khusus, penggunaan vape meningkatkan risiko bronkitis kronis hingga 33 persen, emfisema hingga 69 persen, peningkatan risiko penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) hingga 57 persen, dan peningkatan risiko asma 31 persen.

"Studi ini menambah bukti yang menunjukkan adanya risiko kesehatan jangka panjang dari vape pada sistem pernapasan," kata penulis utama studi Wubin Xie, rekan pasca doktoral di Departemen. Kesehatan Global di BUSPH.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI