Suara.com - Pedoman skrining kanker kolorektal merekomendasikan bahwa orang dewasa baiknya menjalani pemeriksaan pada usia 45 tahun, bukan 50 tahun.
Para ahli menyarankan skrining lebih awal untuk mencegah lebih banyak kematian akibat kanker kolorektal.
"Kanker kolorektal adalah penyebab utama ketiga kematian akibat kanker. Jadi, kami berpendapat beberapa kematian akibat penyakit ini mestinya bisa dicegah. Ketika angka kematian bisa dicegah, maka akan membuat perbedaan besar," kata Michael Barry, profesor kedokteran di Harvard Medical School dikutip dari Washington Post.
Sebelumnya, skrining kanker kolorektal disarankan mulai usia 50 tahun. Tapi, ternyata langkah itu hanya memberikan sedikit manfaat.
Baca Juga: Bisakah Parasetamol Lawan Virus Corona Covid-19? Begini Cara Kerjanya
Sedangkan American Cancer Society telah memperbarui rekomendasinya mengenai pedoman skrining kanker kolorektal pada tahun 2018 silam. Dua tahun lalu, mereka telah menyarankan semua orang untuk skrining lebih awal di usia 45 tahun.
![Ilustrasi usus, organ dalam tubuh (Pixabay/Elionas2)](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/11/07/88325-ilustrasi-usus-organ-dalam-tubuh-pixabayelionas2.jpg)
Kini, Barry baru mempertimbangkan skrining lebih awal karena studi epidemiologi menemukan risiko kanker kolorektal meningkatkan pada orang yang lebih muda.
Studi epidemiologi itu juga menunjukkan kematian tambahan kanker kolorektal yang bisa dicegah melalui skrining di usia 45 tahun.
"Jika pedoman ini diselesaikan. Pada akhirnya, pedoman ini akan mengubah standar perawatan untuk pengobatan pencegahan. Kami merekomendasikan skrining kanker rata-rata untuk orang Amerika yang berisiko," kata Kimmie NG, direktur Pusat Kanker Kolorektal Onset Muda di Dana-Farber Cancer Institute di Boston.
Risiko kanker kolorektal yang menyebabkan tumor di usus besar dan rektum di antara orang yang lebih mudah dari 50 tahun telah meningkat sekitar 2 persen setiap tahunnya.
Baca Juga: Mungkinkan Vaksin Pfizer Ampuh Lawan Strain Virus Corona dari Cerpelai?
Tapi, para ahli belum menemukan hal yang menyebabakan risiko kanker itu meningkat secara stabil setiap tahunnya.
Meskipun sebuah laporan dari masyarakat kanker beberapa bulan lalu menunjukkan bahwa tren ini sebagian besar didorong oleh peningkatan di antara orang kulit putih yang lebih muda, orang kulit hitam secara historis lebih parah terkena penyakit ini daripada kelompok lan.
“Telah terbukti bahwa dalam kelompok Afrika-Amerika, memiliki insiden dan kematian yang lebih tinggi akibat kanker kolorektal. Tapi, masih belum jelas ini disebabkan oleh biologi atau akses ke perawatannya," kata Robin Mendelsohn, salah satu direktur Center for Young di Memorial Sloan Kettering Cancer Center, New York.