Para Pakar Jelaskan Mengapa Masker N95 Tidak Perlu Dipakai Masyarakat

Jum'at, 13 November 2020 | 11:49 WIB
Para Pakar Jelaskan Mengapa Masker N95 Tidak Perlu Dipakai Masyarakat
Masker N95 [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lonjakan kasus virus corona di dunia semakin bertambah. Bahkan, ada beberapa negara yang sudah mulai memberlakukan lockdown kedua.

Salah satu cara untuk melindungi diri dari infeksi Covid-19 ialah memakai masker. Dari semua jenis masker, masker N95 dinilai paling efektif.

Namun, pakar tetap tidak merekomendasikan masker yang dipakai petugas medis ini untuk dikenakan oleh khalayak umum. Mengapa?

1. Sulit dipasang dan tidak nyaman

Baca Juga: Anggota DPRD Banten Keciduk Razia COVID-19, Tak Pakai Masker, Tapi Ngotot

Karena faktor kenyamanan, masker N95 tidak dapat dipakai oleh siapa pun dengan rambut terurai di wajah.

Mark Cameron, peneliti penyakit menular dan profesor di Case Western Reserve University Medical School, mengatakan N95 tidak nyaman dan sulit untuk bernapas karena dibuat dengan serat polypropylene non-woven.

Cameron pun mengatakan bahwa ia hanya akan memakainya saat bekerja di laboratorium.

"N95 bukan untuk sebagian besar dari kita," kata Cameron, dilansir Cleveland Clinic.

Jenis Masker N95. (Pexels)
Jenis Masker N95. (Pexels)

2. Tidak praktis dan mahal

Baca Juga: Wujudkan Pilkada Sehat, DPR Puji Mendagri Getol Bagikan Masker

Masker N95 lebih mahal daripada masker bedah biasa. Cameron juga mengatakan seharusnya tidak boleh dipakai lebih dari sekali.

John O'Horo, spesialis penyakit menular di Mayo Clinic, mengatakan memakai masker bedah biasa di dalam ruangan seharusnya cukup melindungi selama ada ventilasi yang baik dan pemakai menghindari kerumunan.

Ia mengatakan bahwa pemakaian N95 untuk aktivitas sehari-hari termasuk berlebihan dan mungkin tidak seefektif yang dipikirkan karena masalah uji kesesuaian.

3. Hanya memberikan perlindungan satu arah

Cameron mencatat beberapa masker N95 memiliki katup yang memungkinkan pemakainya bernapas. Ini memang melindungi pemakainya, tetapi tidak melindungi orang di sekitarnya.

Ilustrasi masker N95. (Unsplash)
Ilustrasi masker N95. (Unsplash)

4. Dibutuhkan lebih banyak informasi

Dhillon, yang mengajar tentang respon terhadap suatu pandemi, mengatakan harus ada sistem rating yang dibuat agar masyarakat lebih mudah membandingkan masker.

"Bangsa ini harus mengembangkan teknologi masker dengan cara yang sama seperti pendekatan kebutuhan akan vaksin, sehingga orang memiliki pilihan yang lebih baik," ujarnya.

Sementara N95 memang hanya ditujukan untuk beberapa orang, pemakaian masker kain atau bedah masih bisa melindungi kita dari virus corona.

Studi menunjukkan orang yang terpapar virus saat memakai masker cenderung mengalami kasus penyakit yang lebih ringan atau tanpa gejala. Hal itu diungkapkan Chris Beyrer, profesor epidemiologi di Fakultas Kesehatan Bloomberg Universitas Johns Hopkins.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI