Suara.com - Baru-baru ini, vaksin Pfizer telah dibuktikan mampu mencegah orang tertular virus corona Covid-19 sebesar 90 persen. Kabar yang menggembirakan ini pun seolah memberi angin segar di tengah pandemi virus corona.
Tapi, vaksin virus corona ini masih harus melalui beberapa proses pengembangan, sebelum akhirnya tersedia dalam jumlah banyak dan distribusikan ke masyarakat umum.
Rintangan yang harus dilalui termasuk berbagai uji coba keamanan dan pengaruh vaksin Pfizer pada orang yang menerimanya.
Para ahli dari Universitas Johns Hopkins di Baltimore, salah satu lembaga peneliti medis terkemuka dunia, mengatakan data khusus penggunaan vaksin Pfizer pada wanita hamil akan segera rilis.
Ruth Karron, Ruth Faden dan Carleigh Krubiner, pemimpin Penelitian Etika Kehamilan untuk vaksin, epidemi dan teknologi baru ini pun telah menjelaskan arti vaksin virus bagi wanita hamil.

"Ketika vaksin virus pertama tersedia, kecil kemungkinannya akan ada bukti keberhasilan percobaan pada wanita hamil," jelas mereka dikutip dari Express.
Mereka memiliki beberapa wawasan mengenai keterkaitan wanita hamil dalam uji coba kemanjuran vaksin virus corona. Tapi, mereka mengatakan masih kecil kemungkinannya wanita hamil menjadi orang pertama yang mendapatkan vaksin.
Para peneliti menambahkan, mereka yang memutuskan pemberian vaksin harus mempertimbangkan risiko vaksinasi dan tidak. Namun, ini akhirnya juga tergantung pada gambaran para ahli kesehatan.
"Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah kami akan memiliki lebih banyak data tentang efek virus corona bagi pada kehamilan di awal 2021," jelasnya.
Baca Juga: Waspada, Gagal jantung Bisa Disebabkan Oleh Hipertensi Jangka Panjang
Bukti tersebut dianggap penting karena bisa memberi tahu peneliti dan para ahli mengenai risikonya. Jika virus menimbulkan risiko besar bagi wanita hamil, maka kemungkinan wanita hamil akan menjadi kelompok pertama yang akan menerima vaksin.