3M dan 3T Tetap Harus Dilakukan Meski Vaksin Covid-19 Telah Ditemukan

Kamis, 12 November 2020 | 19:28 WIB
3M dan 3T Tetap Harus Dilakukan Meski Vaksin Covid-19 Telah Ditemukan
Ilustrasi cuci tangan, salah satu upaya 3M cegah penularan virus corona. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Informasi mengenai 3M telah diketahui dan dilakukan oleh 99 persen masyarakat. Namun berbanding terbalik dengan pemahaman masyarakat mengenai 3T, di mana masih ada 29 persen masyarakat yang belum paham.

Baik 3M dan 3T merupakan upaya untuk memutus rantai penularan Covid-19. 3M terdiri dari memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Sedangkan 3T berupa testing (pemeriksaan dini), tracing (pelacakan), dan treatment (perawaran).

"Masih ada 29 persen masyarakat yang tidak paham mengenai 3T. Sebaliknya, 99 persen masyarakat mengaku paham terhadap 3M," kata Managing Director IPSOS Indonesia Soeprapto Tan dalam webinar Komite Penanganan Covid-19, Kamis (12/11/2020).

Dari hasil survei itu menunjukan bahwa masih ada masyarakat yang menganggap perilaku 3M dan 3T adalah dua hal yang terpisah. Padahal keduanya menjadi satu paket dalam memutus rantai penularan Covid-19.

Baca Juga: Dokter Reisa: 3M Masih Sering Dipraktikkan Secara Terpisah

Menurut Soeprapto, salah satu faktor yang menghambat kampanye 3T karena ketakutan atas stigma masyarakat. Pemerintah perlu mengimbau masyarakat agar tidak mengucilkan pasien positif Covid-19, tetapi memberikan dukungan dan keprihatinan agar stigma negatif di mata publik bisa menghilang.

"Kampanye 3M di awal-awal sangat kencang sekali dan terus berjalan sampai sekarang. Jika 3M tidak berjalan, maka 3T pasti akan lebih parah. Sekarang 3M sudah berjalan, saatnya kita mulai membicarakan 3T," katanya.

Selama vaksin Covid-19 belum tersedia, penerapan 3M masih jadi satu-satunya cara menangani virus corona paling ampuh, lanjut Soeprapto.

"Jadi kita harus konsisten dan jangan lengah untuk melakukan 3M. Bersamaan dengan itu kita semua serta masyarakat harus mendukung pelaksanaan 3T, terutama dalam hal testing. Karena apabila masyarakat tidak mau melakukan testing, maka tracing tidak akan terjadi," ujarnya.

Namun, ia menegaskan, meskipun vaksin Covid-19 nantinya sudah ditemukan dan bisa didistribusikan, perilaku 3M dan 3T harus tetap dijalankan.

Baca Juga: Dibanding Orang Tua, Anak Muda Indonesia Banyak yang Tak Patuhi Praktik 3M

“Kalau misalkan mendapatkan vaksin Mei atau Juni (2021), kebiasan terhadap 3M dan 3T harus tetap kita jalankan sampai pemerintah benar-benar memberikan informasi bahwa Covid-19 sudah tidak ada," kata Soeprapto.

Sementara itu, Penasihat Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Monica Nirmala menyampaikan, ada beberapa strategi yang dilaksanakan pemerintah untuk memperkuat upaya perubahan perilaku di masyarakat, yaitu dengan kampanye 3M, juga 3T dengan melakukan deteksi awal penyebaran Covid-19 dengan testing dan tracing yang tepat sasaran.

Sementara untuk treatment pemerintah memperkuat manajemen perawatan pada pasien Covid-19.

"Jadi dengan 3M dan 3T sama pentingnya dan satu kesatuan. Kita berupaya memutus mata rantai penularan COVID-19 dengan kita melindungi diri dan melindungi sesama," ucap Monica.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI