Jadi Relawan Sopir Ambulans, Ika Pernah Antar 87 Pasien Dalam Sehari

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 10 November 2020 | 19:17 WIB
Jadi Relawan Sopir Ambulans, Ika Pernah Antar 87 Pasien Dalam Sehari
Ika Dewi Maharani, relawan sopir ambulans di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet. (Dok. ANTARA/BNPB)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Momen Hari Pahlawan Nasional yang diperingati setiap 10 November memberikan arti berbeda tahun ini.

Tenaga kesehatan menjadi pahlawan di tengah pandemi menjadi sosok yang tak ternilai harganya. Bukan cuma dokter dan perawat, seluruh relawan yang terlibat dalam penanganan pandemi pun patut diapresiasi, termasuk relawan sopir ambulans.

Salah satunya adalah Ika Dewi Maharani, relawan sopir ambulans RS Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet. Ia bercerita sempat mengangkut 87 pasien terinfeksi corona dalam sehari yang menandakan dalam beberapa waktu terjadi lonjakan jumlah pasien terinfeki SARS-CoV-2.

"Tim ambulans kami pernah membawa 87 pasien dalam waktu satu hari ke RSDC. Kalau biasa, minimal enam pasien diangkut sehari," kata Ika, perempuan pertama sopir ambulans RSDC, dalam diskusi daring Satgas Covid-19 terkait Hari Pahlawan 10 November yang dipantau di Jakarta, Selasa (10/11/2020).

Ika sendiri memilki tugas beragam meski kewajiban pokoknya adalah sopir. Sebagai lulusan akademi keperawatan di Surabaya, dia juga menjadi perawat pasien Covid-19 yang diangkutnya melalui ambulans.

Baca Juga: Meningkat, Empat Pasien Corona Meninggal dan 34 Kasus Baru di Cirebon

Di tengah keterbatasan relawan Covid-19, dia menuturkan bahwa dirinya harus memiliki kemampuan lain sebagai teknisi mobil ambulansnya, sehingga juga terbiasa memeriksa kelaikan komponen kendaraan.

Sebagai seorang ibu dengan anak di Ternate, Ika mengatakan kerap menghubungi keluarganya di kampung halaman melalui ponsel.

Dia mengaku rindu, tetapi karena kewajiban dan alasan protokol kesehatan, maka hingga kini belum dapat menemui keluarga secara langsung.

"Saya bertugas satu hari dan satu hari lainnya libur. Waktu off kami telepon keluarga dan anak. Sebelum berdinas tetap berkabar juga untuk memberi tahu kami sehat," katanya.

Ika mengatakan ibunya sempat mempertanyakan keputusannya untuk menjadi relawan Covid-19 di Jakarta.

Baca Juga: Liburan Aman selama Pandemi Covid-19, Simak Saran Epidemiolog UNAIR

Tetapi setelah dijelaskan tentang protokol ketat relawan dan kewajiban menolong perawat tidak boleh pilih-pilih pasien, akhirnya sang ibu mengizinkan.

"Awalnya tidak menyangka, tinggal nunggu wisuda. Saya melihat Jakarta terdampak pandemi. Kalau tidak ke pusatnya, ini akan menyebar, sehingga saya mendaftar jadi relawan. Saya tidak menyangka kami sebagai perawat evakuasi pasien, tapi menjadi driver juga. Itu tantangan bagi saya," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI