Suara.com - Hampir 9 bulan berlalu sejak kasus Covid-19 pertama dikonfirmasi pada Maret, warga Indonesia mulai melakukan aktivitas seperti biasa, termasuk liburan. Padahal berlibur tetap memiliki risiko pada penularan infeksi virus corona Covid-19.
"Jika ada mobilisasi dari masyarakat ini akan meningkatkan risiko penyebaran dari covid-19, ketika orang bergerak atau berinteraksi apalagi terjadi kerumunan maka bisa terjadi penyebaran," kata Laura Navika Yamani, Epidemiolog UNAIR pada webinar yang diprakarsai oleh Satuan Tugas Covid-19 (23/10/2020).
Menurut Laura, salah satu cara berlibur aman adalah mengindari tempat wisata dengan pengunjung banyak.
"Harapannya masyarakat paham kalau pilih tempat wisata yang pengujungnya enggak terlalu banyak, ini (wisata berpengunjung banyak) akan berisiko untuk mereka," imbuhnya.
Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Tekor APBN Masih Lebih Baik
Menurut Laura, untuk menghindari Covid-19 Anda juga perlu meminimalisir berada di ruangan berventilasi buruk. Jika terpaksa berada di ruangan tersebut maka batasi orangnya dan jangan berlama-lama.
"Jadi masyarakat yang ingin pergi liburan harus mawas diri, harus sadar dengan kondisi kesehatan, kalau ada rasa tidak enak mending enggak usah beribur tapi di rumah saja. Apalagi orang dengan dengan komordibitas lebih baik bersabar," imbuh Laura.
Laura juga menyatakan bahwa perlu untuk tetap melakukan protokol kesehatan seperti pakai masker, mencuci tangan, dan tetap jaga jarak. Selain itu, kerjasama antara penyedia wisata dengan pemerintah juga perlu tertama dalam menghadirkan tempat wisata yang aman.
"Yang terpenting adalah peningkatan upaya 3T jadi tetap melakukan testing, tracing treatment. Juga perlu didukung dari orangnya sendiri jadi ketika pulang (dari liburan) dan udah merasa enggak nyaman badannya segera memeriksakan diri untuk meminimalisir penyebaran Covid-19," kata Laura.
Baca Juga: Stafsus Presiden Bertemu Ganjar, Bahas Lonjakan Kasus Covid-19