Dispnea Bisa Jadi Gejala Tekanan Darah Tinggi, Begini Cara Mengatasinya!

Selasa, 10 November 2020 | 15:57 WIB
Dispnea Bisa Jadi Gejala Tekanan Darah Tinggi, Begini Cara Mengatasinya!
Tekanan darah tinggi, hipertensi (Pixabay/McRonny)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tekanan darah tinggi adalah kondisi yang bisa memicu sejumlah masalah kesehatan serius, seperti penyakit jantung. Kondisi ini pun disebut silent killer karena seringkali tidak menunjukkan tanda-tanda peringatan.

Tapi, tekanan darah tinggi ini bisa menyebabkan sejumlah perubahan akut pada tubuh. Tekanan darah tinggi biasanya disebut krisis hipertensi, jika peningkatan tekanan darah yang parah bisa menyebabkan stroke.

Tekanan darah yang sangat tinggi dengan tekanan sistolik 180 milimeter merkuri (mm Hg) atau lebih tinggi dan tekanan diastolik 120 mm Hg atau lebih tinggi, maka kondisi ini bisa merusak pembuluh darah.

"Pembuluh darah meradang dan mungkin mengeluarkan cairan atau darah. Akibatnya, jantung mungkin tidak bisa memompa darah secara efektif," kata perusahaan perawatan kesehatan Mayo Clinic, dikutip dari Express.

Baca Juga: Operasi Pembesaran Payudara seperti Nikita Mirzani, Berapa Biayanya?

Tekanan darah sistolik dan diastolik adalah dua angka yang digunakan untuk mencatat tekanan darah. Tekanan darah ini diukur dalam milimeter merkuri (mm Hg).

Ilustrasi tekanan darah tinggi [pixabay]
Ilustrasi tekanan darah tinggi [pixabay]

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Hypertension berusaha memetakan gejala yang terkait dengan krisis hipertensi. Studi ini mengamati prevalensi krisis hipertensi (urgensi dan darurat) di unit gawat darurat selama 12 bulan.

Salah satu gejala tekanan darah tinggi yang paling sering ditemukan adalah dispnea, istilah medis untuk sesak napas. Gejala lain yang terkait dengan krisis hipertensi termasuk sakit kepala, mimisan dan pingsan.

Menurut Mayo Clinic, jika Anda mengalami peningkatan tekanan darah yang parah. Maka Anda harus segera mendapatkan bantuan medis.

"Pengobatan krisis hipertensi mungkin termasuk rawat inap untuk pengobatan dengan obat oral atau intravena," jelas badan tersebut.

Baca Juga: Nikita Mirzani Akui Pernah Operasi Pembesaran Payudara, Adakah Risikonya?

Dalam jangka panjang, Anda perlu mengubah gaya hidup sehat untuk menurunkan tekanan darah. Karena, ada sejumlah tips diet penting yang bisa membantu menstabilkan tekanan darah.

Menurut NHS, salah satu yang paling mendasar adalah mengurangi jumlah garam dalam makanan Anda. Karena, semakin banyak garam yang dikonsumsi maka semakin tinggi tekanan darahnya.

"Usahakan untuk makan kurang dari 6 gram (0,2 ons) garam sehari, yaitu sekitar 1 sendok teh," kata badan kesehatan tersebut.

Selain itu, tetap aktif dan berolahraga secara teratur juga bisa menurunkan tekanan darah dengan membuat jantung lebih kuat.

"Jantung yang lebih kuat bisa memompa lebih banyak darah dengan sedikit usaha. Jika jantung Anda bekerja lebih sedikit untuk memompa, tekanan pada arteri menurun dan menurunkan tekanan darah," jelasnya.

Badan kesehatan Inggris merekomendasikan orang dewasa melakukan setidaknya 150 menit (dua jam 30 menit) aktivitas aerobik intensitas sedang, seperti bersepeda atau berjalan cepat setiap minggu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI