Suara.com - Media sosial sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup kita, terlebih di saat pandemi Covid-19 seperti ini. Tidak hanya memudahkan komunikasi, media sosial juga menjadi tempat untuk berbagi informasi.
Namun, media sosial juga memiliki sisi lainnya yang buruk untuk kesehatan mental yaitu penindasan dunia maya atau cyber bullying.
Dilansir The Health Site, remaja adalah kelompok usia yang paling rentan terkena dampak buruk ini.
Inilah sebabnya orangtua perlu mengetahui pengaruh media sosial kepada anak-anak remaja mereka:
Baca Juga: Tingkatkan Kesehatan Mental, Simak 3 Olahraga Terbaik Redakan Depresi
1. Kegelisahan
Sebagian besar remaja merasakan tekanan untuk menulis caption yang bagus, mengunggah foto terbaik, dan langsung membalas pesan online.
Ditambah lagi, media sosial adalah tempat orang diperbolehkan untuk memberikan pendapat yang jujur, dan ini bisa digunakan untuk merendahkan orang lain.
2. Kurang tidur
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Youth, penggunaan media sosial dapat memengaruhi pola tidur anak remaja.
Baca Juga: Menjaga Kesehatan Mental Pelajar Selama Pembelajaran Jarak Jauh
Menurut penelitian tersebut, mereka merasakan dorongan untuk tetap bangun di tengah malam hanya untuk mengetahui apa yang diunggah orang lain.
Ini dapat menyebabkan kurang tidur yang pada akhirnya memengaruhi perubahan suasana hati. Selain itu, kurang tidur juga dapat menyebabkan masalah kesehatan lain seperti depresi, obesitas, dan lainnya.
3. Cyber bullying
Mayoritas remaja menjadi korban cyberbullying. Seorang cyberbully menggunakan teknologi untuk melecehkan dan menjadikan seseorang korban.
Orang yang menderita pelecehan semacam ini lebih cenderung menjadi depresi, cemas, dan memiliki pikiran untuk bunuh diri.
4. Iri
Media sosial adalah tentang menampilkan sisi terbaik diri seseorang. Jadi, Anda akan sangat jarang menemukan kesengsaraan orang lain di media sosial.
Ini dapat memicu perasaan membandingkan yang dapat merusak pikiran remaja.
Penting untuk membuat anak remaja memahami bahwa mereka harus berhenti membandingkan diri mereka dengan orang lain karena dapat membuat harga diri rendah.
Juga, minta mereka untuk fokus pada diri mereka sendiri daripada mencoba menjadi seperti orang lain.