Suara.com - Beberapa pasien virus corona Covid-19 juga menjalani isolasi mandiri di rumahnya, terutama yang hanya memiliki gejala ringan atau tidak sama sekali.
Tapi, sejumlah orang mungkin masih kebingungan mengenai prosedur isolasi mandiri untuk pasien positif virus corona Covid-19 yang sesungguhnya.
Tim koordinator relawan penanganan Covid-19, dr Muhammad Fajri Adda'i mengatakan pada dasarnya prosedur isolasi mandiri bagi pasien positif virus corona Covid-19 di Jakarta atau kota lain tetap sama.
Dokter Fajri mengatakan pasien virus corona yang isolasi mandiri di rumah mestinya tetap dalam pantauan tenaga kesehatan.
Lalu, tenaga kesehatan yang bertugas memantau akan menghubungi pasiennya setiap hari guna menanyakan perkembangan gejala, kondisinya dan asupan makanan serta minumannya.

"Tenaga kesehatan akan menghubungi setiap hari untuk menanyakan apakah ada gejala tambahan, gimana kondisinya saat itu, gimana makan minumnya," ujar dr Fajir dalam webinar Suara.com berjudul "Jibaku Tenaga Kesehatan dan Satgas Tangani Covid-19 di Lapangan".
Tak hanya itu, tenaga kesehatan juga harus mencari tahu kelayakan rumah pasien yang akan digunakan isolasi mandiri serta kondisi sosial ekonominya. Jika semuanya sudah memenuhi, maka nakes baru bisa mengizinkan pasien isolasi mandiri di rumah.
"Sebelum isolasi mandiri, itu juga ada penilaian gimana kelayakan rumahnya, sosial ekonomi, supporting system-nya," ujarnya.
Bahkan pasien virus corona yang boleh isolasi mandiri juga tergantung pada kondisinya. Sejauh ini, hanya pasien yang bergejala ringan atau OTG yang diperbolehkan isolasi mandiri.
Baca Juga: Dokter Sebut Penularan Virus Corona di Ruang Perawatan Melalui Udara
"Makanya sempat waktu itu tidak diperbolehkan isolasi mandiri, semuanya dikumpulkan di wisma atlet. Tapi, karena berbagai faktor akhirnya diperbolehkan kembali isolasi mandiri," lanjutnya.