Kasus Covid-19 Amerika Serikat Tembus 10 Juta, Gara-gara Ngotot Pemilu?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 09 November 2020 | 13:18 WIB
Kasus Covid-19 Amerika Serikat Tembus 10 Juta, Gara-gara Ngotot Pemilu?
Joe Biden dan Donald Trump (Kolase foto/Jim Watson/Mandel Ngan/AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Amerika Serikat membukukan rekor dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak di dunia, setelah laporan terbaru mencatat total kasus mencapai 10 juta.

Dilansir ANTARA dari Reuters, lonjakan kasus terjadi di AS akibat gelombang ketiga penyebaran virus Corona, yang ditengarai muncul akibat pemilu presiden.

Laporan mengenai lonjakan kasus itu juga diumumkan pada hari yang sama saat total pasien positif Covid-19 dunia melewati angka 50 juta jiwa.

Dalam waktu 10 hari terakhir, AS telah melaporkan lebih dari satu juta kasus positif baru, angka tertinggi sejak otoritas kesehatan setempat melaporkan kasus pertama Covid-19 di Washington pada 293 hari yang lalu.

Baca Juga: Australia Mulai Produksi Vaksin Covid-19

Tidak hanya itu, AS juga mengumumkan kasus baru tertinggi sebanyak 131.420 pasien, Sabtu (7/11) dan dalam tujuh hari terakhir jumlah pasien positif di AS konsisten berada di atas 100.000 jiwa, demikian hitungan Reuters.

Rata-rata kasus positif Covid-19 di AS selama tujuh hari mencapai 105.600 pasien per harinya atau naik setidaknya 29 persen dari rata-rata jumlah pasien gabungan di India dan Prancis -- negara-negara yang melaporkan kasus positif tertinggi di Asia dan Eropa.

Setidaknya lebih dari 237.000 warga AS tewas akibat Covid-19 sejak otoritas kesehatan di China melaporkan kasus pertama Covid-19 akhir tahun lalu.

Menurut hasil analisis Reuters, rasio antara rata-rata kasus kematian harian di AS dan total korban jiwa akibat Covid-19 dunia mencapai 1:11. Artinya, ada satu orang yang tewas akibat Covid-19 di AS saat dunia melaporkan 11 kasus kematian baru per harinya.

Total kematian di AS juga naik sampai melewati angka 1.000 jiwa dalam waktu lima hari berturut-turut sampai Sabtu minggu lalu. Menurut data Reuters, kenaikan semacam itu terakhir kali terjadi pada pertengahan Agustus 2020.

Baca Juga: Joe Biden Menderita Gagap Sedari Kecil, Apa yang Menyebabkan Kondisi Ini?

Sejumlah ahli kesehatan mengatakan kasus kematian kemungkinan akan naik sampai enam kali lipat mengingat adanya lonjakan kasus positif di AS.

Joe Biden, yang terpilih sebagai presiden AS, pada Sabtu (7/11/2020), berjanji Covid-19 akan jadi isu prioritas pemerintahannya. Biden kerap mengkritik cara Presiden Donald Trump menanggulangi pandemi di AS.

Biden pada Senin (9/11) akan mengumumkan 12 anggota tim satuan tugas khusus penanggulangan Covid-19 di AS. Tim itu akan dipimpin oleh eks kepala korps kesehatan masyarakat AS, Vivek Murthy, dan mantan komisioner Badan Pengawas Obat-Obatan dan Makanan AS, David Kessler.

Satgas baru itu bertugas menyusun rencana pengendalian pandemi di AS yang akan diimplementasikan saat Biden resmi menjabat sebagai presiden pada Januari 2021.

Midwest masih jadi daerah yang paling parah terdampak Covid-19 berdasarkan hitungan kasus positif per kapita. North Dakota, South Dakota, Wisconsin, Iowa, dan Nebraska merupakan lima negara bagian di AS yang paling parah terdampak Covid-19.

Sementara itu, Illinois muncul sebagai pusat penyebaran Covid-19 baru di Midwest. Otoritas kesehatan setempat melaporkan lebih dari 60.000 pasien baru dalam waktu tujuh hari terakhir -- angka tertinggi di AS. Jumlah pasien positif baru pada Sabtu mencapai lebih dari 12.454 jiwa, kasus harian tertinggi yang pernah dilaporkan di AS.

Texas masih jadi negara bagian yang paling terdampak Covid-19 dan berkontribusi terhadap 10 persen total kasus positif Covid-19 di AS. Tidak hanya itu, Texas juga jadi negara bagian pertama di AS yang melaporkan kasus positif di atas satu juta jiwa, Sabtu.

Menurut analisis Reuters, daerah di bagian selatan AS menyumbang hampir 43 persen dari total pasien positif Covid-19 di negara tersebut. Daerah selatan AS mencatat kasus positif tertinggi dengan total 4,3 juta pasien, disusul oleh Midwest, West, dan Northeast.

New York, yang melaporkan lebih dari 33.000 kasus kematian, juga masih menempati urutan teratas untuk negara bagian dengan korban jiwa akibat Covid-19 terbanyak di AS. Sekitar 14 persen dari total kasus kematian di AS ada di New York.

Data The Covid Tracking Project menunjukkan 6,22 persen dari 10,5 juta spesimen yang diperiksa Covid-19 dalam tujuh hari pertama November 2020 menunjukkan hasil positif. Sementara pada tujuh hari sebelumnya, tingkat kasus positif mencapai 6,17 persen.

The Covid Tracking Project merupakan lembaga swadaya masyarakat yang secara mandiri melacak data pasien positif Covid-19 di AS.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI