Suara.com - Joe Biden akhirnya memenangkan pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat 2020 ke-59, mengalahkan Donald Trump.
Di balik kemampuan negosiator dan sosok karismatiknya, ternyata Biden memiliki masa kelam. Ia pernah diolok teman-temannya karena gagap, hingga ia takut berbicara di depan kelas.
Setelah berlatih keras mengatasinya, kini ia menjadi pembicara ulung.
Namun, ia mengaku kondisinya itu masih memengaruhinya hingga sekarang. Terutama saat ia merasa lelah.
Baca Juga: Pengamat Sebut Pemerintah Indonesia Gagap Tangani Covid-19 Hingga Saat Ini
"Masih kadang-kadang, ketika saya merasa diri saya benar-benar lelah," katanya pada Rabu (4/11/2020), dikutip dari CNN.
Apa sebenarnya 'gagap' itu?
Gagap ditandai dengan pengulangan, memperpanjang durasi suara, dan gangguan dalam ucapan yang dikenal sebagai 'block' atau 'hambatan', menurut National Institute on Deafness and Other Communication Disorders (NIDCD).
Dalam beberapa kasus, mereka mungkin mengalami kedipan mata secara cepat atau getaran bibir, sembari tergagap, dilansir dari Health.
NIDCD mengatakan gagap paling sering terjadi pada anak-anak antara usia 2 dan 6 tahun, periode ketika mereka mengembangkan keterampilan bahasa.
Baca Juga: Kini Jadi Calon Presiden AS, Ternyata Joe Biden Dulunya Gagap
Sekitar 95% dari anak-anak yang gagap menunjukkan tanda-tandanya sebelum usia lima tahun.
Anak laki-laki tiga kali lebih mungkin mengalami gangguan bicara ini dibanding anak perempuan. Perbedaan semakin besar seiring bertambahnya usia.
Apa penyebab gagap?
Avivit Ben-Aharon MS Ed, terapis wicara berlisensi dan pendiri serta direktur klinis Great Speech Inc., mengatakan bahwa penyebab dari gagap tidak diketahui secara pasti, tetapi kemungkinan besar kombinasi dari beberapa faktor.
"Penelitian terbaru menunjukkan bahwa genetika, riwayat keluarga (seringkali laki-laki), perkembangan neuromuskuler, dan lingkungan anak, termasuk dinamika keluarga, semuanya berperan dalam timbulnya gagap," jelasnya.
The Stuttering Foundation mengatakan sekitar 60% orang yang gagap memiliki anggota keluarga yang aktif gagap, atau dulu pernah gagap.
Dalam kasus Biden, pamannya dari pihak sang ibu juga memiliki masalah gagap seumur hidupnya.
Meski masalah emosional dan pola asuh tampaknya tidak menyebabkan gagap, faktor lingkungan dan tuntutan berbicara dapat meningkatkan atau menurunkan kegagapan, tambah Ben-Aharon.
Stres juga dapat memperburuknya, tetapi tidak dianggap sebagai penyebab gagap.