"Di negara Mediterania di mana minyak zaitun dan minyak bunga matahari adalah lemak yang paling umum digunakan untuk menggoreng. Makanan yang dikonsumsi dalam jumlah besar baik di dalam maupun di luar rumah, tidak ada hubungan yang diamati antara konsumsi makanan yang digoreng dan risiko penyakit koroner, penyakit jantung atau kematian," tertulis dalam jurnal, dikutip dari Daily Mail.
Hanya saja, saat makanan digoreng kandungan nutrisinya berubah. Makanan cenderung kehilangan air dan menyerap lemak sehingga meningkatkan jumlah kalori.
Mereka mengatakan bahwa meski banyak makan gorengan dapat meningkatkan beberapa faktor risiko penyakit jantung seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan obesitas, tetapi hubungan antara gorengan dan penyakit jantung belum pernah diteliti secara menyeluruh.
Namun mereka memperingatkan bahwa menggoreng dengan jenis lemak selain zaitun dan bunga matahari mungkin masih berbahaya.
Mereka juga mengatakan bahwa minyak zaitun kurang rentan terhadap oksidasi dibandingkan minyak lainnya. Oksidasi adalah proses kimiawi yang merusak bahan kimia saat dipanaskan atau terpapar udara.
"Secara keseluruhan, mitos bahwa menggoreng makanan secara umum buruk bagi jantung tidak didukung oleh bukti yang ada. Namun, ini tidak berarti bahwa sering makan ikan dan keripik tidak akan berdampak pada kesehatan," kata Profesor Michael Leitzmann, dari University of Regensburg di Jerman.
Namun, ia mengingatkan bahwa jenis minyak yang digunakan untuk memasak akan sangat berpengaruh. Peserta dalam penelitian ini menggunakan lemak tak jenuh seperti minyak zaitun dan minyak bunga matahari untuk menggoreng.
Victoria Taylor, Ahli Diet Kesehatan Jantung Senior di British Heart Foundation (BHF) menjelaskan, bagaimana pun metode memasak yang digunakan, mengonsumsi makanan dengan kandungan lemak tinggi berarti asupan kalori tinggi.
"Hal ini dapat menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung. Pola makan yang seimbang, dengan banyak buah dan sayuran dan hanya sedikit makanan berlemak tinggi, paling baik untuk jantung yang sehat," tuturnya.
Baca Juga: Terkontraksi Akibat Wabah, Industri Hulu Migas Butuh Keberlangsungan