Studi Sebut Makanan Digoreng Tak Selalu Berkaitan dengan Masalah Jantung

Minggu, 08 November 2020 | 12:26 WIB
Studi Sebut Makanan Digoreng Tak Selalu Berkaitan dengan Masalah Jantung
Ilustrasi minyak goreng. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Makanan yang digoreng selalu dikaitkan dengan risiko masalah kesehatan jantung karena dipercaya mengandung lemak jenuh yang berbahaya.

Namun anggapan tersebut dibantah oleh tim peneliti dari Autonomous University of Madrid , Spanyol.

Tim mengatakan bahwa makanan yang digoreng tidak meningkatkan risiko penyakit jantung atau kematian dini. Semua, kata penelit,  bukan akibat dari metodenya tetapi karena jenis minyak yang digunakan untuk menggoreng.

Studi sendiri dilakukan dengan menyelidiki apakah ada hubungan antara penyakit jantung dan minyak yang digunakan untuk menggoreng di kawasan Mediterania.

Baca Juga: Terkontraksi Akibat Wabah, Industri Hulu Migas Butuh Keberlangsungan

Tim kemudian menganalisis data dari hampir 41.000 orang dewasa berusia 29 hingga 69 tahun yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung di awal penelitian pada 1990-an.

Mereka dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan seberapa banyak mengonsumsi makanan yang digoreng dengan minyak zaitun atau dengan minyak bunga matahari.

Orang-orang ditanyai tentang makanan yang biasa dikonsumsi dalam seminggu selama 12 bulan. Mereka juga ditanya tentang makanan apa yang dikonsumsi setidaknya dua kali dalam sebulan. Makanan yang digoreng termasuk juga dengan yang ditumis.

Selama 11 tahun diteliti, ada lebih dari 600 kejadian penyakit jantung koroner seperti serangan jantung dan lebih dari 1.100 orang responden meninggal dunia.

Analisis menunjukkan tidak ada perbedaan antara empat kelompok orang dalam risiko penyakit jantung atau kematian. Hasilnya tidak berbeda antara mereka yang menggunakan minyak zaitun untuk menggoreng dan mereka yang menggunakan minyak bunga matahari.

Baca Juga: Peradangan Kronis Sebabkan Sakit Jantung & Kanker, Atasi dengan Makanan Ini

Para ahli, yang menulis jurnal di British Medical Journal (BMJ) mengatakan menggoreng adalah salah satu metode memasak yang paling umum digunakan di negara-negara Barat.

"Di negara Mediterania di mana minyak zaitun dan minyak bunga matahari adalah lemak yang paling umum digunakan untuk menggoreng. Makanan yang dikonsumsi dalam jumlah besar baik di dalam maupun di luar rumah, tidak ada hubungan yang diamati antara konsumsi makanan yang digoreng dan risiko penyakit koroner, penyakit jantung atau kematian," tertulis dalam jurnal, dikutip dari Daily Mail. 

Hanya saja, saat makanan digoreng kandungan nutrisinya berubah. Makanan cenderung kehilangan air dan menyerap lemak sehingga meningkatkan jumlah kalori.

Mereka mengatakan bahwa meski banyak makan gorengan dapat meningkatkan beberapa faktor risiko penyakit jantung seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan obesitas, tetapi hubungan antara gorengan dan penyakit jantung belum pernah diteliti secara menyeluruh.

Namun mereka memperingatkan bahwa menggoreng dengan jenis lemak selain zaitun dan bunga matahari mungkin masih berbahaya.

Mereka juga mengatakan bahwa minyak zaitun kurang rentan terhadap oksidasi dibandingkan minyak lainnya. Oksidasi adalah proses kimiawi yang merusak bahan kimia saat dipanaskan atau terpapar udara.  

"Secara keseluruhan, mitos bahwa menggoreng makanan secara umum buruk bagi jantung tidak didukung oleh bukti yang ada. Namun, ini tidak berarti bahwa sering makan ikan dan keripik tidak akan berdampak pada kesehatan," kata Profesor Michael Leitzmann, dari University of Regensburg di Jerman.

Namun, ia mengingatkan bahwa jenis minyak yang digunakan untuk memasak akan sangat berpengaruh. Peserta dalam penelitian ini menggunakan lemak tak jenuh seperti minyak zaitun dan minyak bunga matahari untuk menggoreng.

Victoria Taylor, Ahli Diet Kesehatan Jantung Senior di British Heart Foundation (BHF) menjelaskan, bagaimana pun metode memasak yang digunakan, mengonsumsi makanan dengan kandungan lemak tinggi berarti asupan kalori tinggi. 

"Hal ini dapat menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung. Pola makan yang seimbang, dengan banyak buah dan sayuran dan hanya sedikit makanan berlemak tinggi, paling baik untuk jantung yang sehat," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI