Suara.com - Peneliti Brigham and Women’s Hospital di Boston menyatakan bahwa pasein Covid-19 yang semakin cepat sembuh maka antibodi dalam tubuh semakin bertahan lama.
Melansir dari Medical News Today, para ilmuwan memeriksa sampel darah dan sel dari orang yang telah pulih Covid-19 ringan hingga sedang. Bagaimana kelanjutannya?
Berita mengenai antibodi penyintas Covid-19 masuk dalam daftar berita kanal Health paling populer di Suara.com edisi Sabtu, 7 November 2020 berikut ini.
1. Jurnal Cell: Makin Cepat Sembuh, Antibodi Pasien Covid-19 Lebih Tahan Lama
Baca Juga: Studi Terbaru Ungkap Antibodi SARS-CoV-2 Bisa Bertahan Hingga 7 Bulan
Peneliti dari Brigham and Women’s Hospital di Boston, memimpin studi baru tentang ketahanan antibodi pada pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh. Hasil dari penelitian tersebut telah diterbitkan dalam jurnal Cell di mana menyatakan bahwa pasein Covid-19 yang semakin cepat sembuh maka antibodi dalam tubuh semakin bertahan lama.
Melansir dari Medical News Today, para ilmuwan memeriksa sampel darah dan sel dari orang yang telah pulih Covid-19 ringan hingga sedang. Meskipun sebagian besar orang mengalami penurunan antibodi anti-SARS-CoV-2, sekelompok kecil individu mempertahankan antibodi selama beberapa bulan.
2. 5 Faktor yang Bisa Meningkatkan Peluang Hamil Bayi Kembar
Memiliki anak kembar kerap menjadi dambaan banyak pasangan suami istri. Anak kembar dianggap berkah dan bisa jadi kebanggan tersendiri. Secara probabilitas, kelahiran anak kembar hanya satu berbanding 250.
Baca Juga: Studi Inggris: Pasien Covid-19 Asimptomatik Lebih Cepat Kehilangan Antibodi
Menariknya, hamil anak kembar tidak selalu karena faktor keturunan di dalam keluarga. Sejak 1980 hingga saat ini, tingkat peluang hamil anak kembar meningkat lebih dari 75 persen, dan kasus kehamilan kembar identik lebih banyak.
3. Umumnya Tidak Bahaya, Ketahui Kapan Cegukan Membutuhkan Pertolongan Medis!
Cegukan memang membuat tidak nyaman, terlebih ketika berada di tempat umum. Kondisi ini juga dapat membuat lelah.
Tertawa berlebihan, makan berat dan rangsangan emosional adalah beberapa faktor yang dapat memicu keluarnya sedikit udara ini. Demikian yang diungkapkan Amitabh Monga, ahli gastroenterologi dari Rumah Sakit Gleneagles, Singapura.