Suara.com - Peneliti dari Brigham and Women’s Hospital di Boston, memimpin studi baru tentang ketahanan antibodi pada pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh. Hasil dari penelitian tersebut telah diterbitkan dalam jurnal Cell di mana menyatakan bahwa pasein Covid-19 yang semakin cepat sembuh maka antibodi dalam tubuh semakin bertahan lama.
Melansir dari Medical News Today, para ilmuwan memeriksa sampel darah dan sel dari orang yang telah pulih Covid-19 ringan hingga sedang. Meskipun sebagian besar orang mengalami penurunan antibodi anti-SARS-CoV-2, sekelompok kecil individu mempertahankan antibodi selama beberapa bulan.
Untuk melakukan penelitian, tim merekrut 92 orang dari wilayah Boston yang dikonfirmasi positif Covid-19 antara Maret hingga Juni.
Lima orang dalam penelitian ini dirawat di rumah sakit, sementara pasien lainnya bergejala ringan. Para ilmuwan mengumpulkan sampel darah secara bertahap ketika gejalanya mulai sembuh.
Baca Juga: Selain jadi Gejala Virus Corona, Tinnitus Bisa Menjadi Efek Long Covid-19!
Setelah mengukur antibodi imunoglobulin G spesifik virus selama 3 hingga 4 bulan, tim menemukan bahwa sebagian besar pasien menunjukkan penurunan penanda kekebalan. Namun 20 persen pasien lainnya mempertahankan atau bahkan meningkatkan produksi antibodi antivirus selama jangka waktu 3 hingga 4 bulan.
Para peserta yang mempertahankan antibodi, sebelumnya mengalami gejala Covid-19 yang lebih singkat, rata-rata sekitar 10 hari. Sementara mereka yang mengalami serangan penyakit lebih lama sekitar 16 hari, antibodi mereka cenderung bertahan lebih singkat.
“Jenis tanggapan kekebalan yang kami lihat pada orang-orang ini mirip seperti berinvestasi dalam polis asuransi, itu adalah cara sistem kekebalan untuk menambahkan lapisan perlindungan potensial terhadap tantangan virus di masa depan," catat para peneliti.